Copenhagen a cop-out



Dua tahun berlalu sejak para pemimpin dunia berjanji untuk menghentikan perubahan iklim. Setelah dua minggu negosiasi PBB, para politisi bersantai, makan malam bersama ratu selama tiga jam, berfoto dan kemudian menghasilkan sebuah hal yang hanya bisa dijelaskan sebagai brosur turir untuk para pemimpin dunia dibanding sebuah kesepakatan iklim. Jangan percaya hingar bingar, karena tidak ada perjanjian yang adil, ambisius dan mengikat. Pekerjaan para pemimpin dunia tidak selesai. Hari ini mereka secara memalukan gagal menyelamatkan kita dari dampak buruk perubahan iklim.


Kota Kopenhagen adalah tempat kejadian perkara kriminal malam ini, dengan para pria dan wanita pelakunya terburu - buru ke airport dalam rasa malu. Para pemimpin dunia mempunyai kesempatan sekali seumur generasi untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, untuk menghindari bencana iklim. Yang kita butuhkan adalah perjanjian mengikat legal yang adil untuk negara berkembang dan ambisius dalam hal pengurangan emisi dan menghentikan deforestasi. Pada akhirnya mereka membuat kesepakatan lemah penuh dengan lubang yang cukup besar untuk dimasuki pesawat Air Force One. Kita telah melihat tahun dalam krisis, tetapi hari ini jelas krisis terbesar yang sedang dialami umat manusia adalah krisis kepemimpinan.


Siapa yang Harus Disalahkan?


Selama setahun, beberapa negara berkembang memperlihatkan kegiatan yang menambah beban iklim. Tetapi pada akhirnya negara - negara maju yang menyebabkan kegagalan ini, negara - negara yang secara historis justru paling bertanggung jawab terhadap perubahan iklim. Terutama, Amerika Serikat yang gagal memperlihatkan kepemimpinan dan malah membuat perundingan gagal.

Para ilmuwan mengatakan bahwa kita hanya punya beberapa tahun tersisa untuk menghentikan naiknya emisi sebelum memastikan pengurangan cepat yang dapat memberi kita kesempatan lebih baik untuk menghindari bencana perubahan iklim. Kita tidak bisa mengubah ilmu pengetahuan, jadi kita harus mengubah politik, termasuk mengubah para politisi.

Lima belas juta orang telah mendesak para pemimpin dunia bertanggung jawab dan berbuat sesuatu yang baik untuk menghasilkan kesepakatan hebat demi menyelamatkan iklim. Para pemimpin dunia itu jelas-jelas mendengar pesan kita jika dilihat dari pidato - pidato mereka.

Belum Berakhir

Ini belum selesai, masyarakat di mana pun menuntut kesepakatan bagus sebelum perundingan ini berlangsung dan masih menuntut itu hingga saat ini. Kita masih bisa menyelamatkan nyawa ratusan juta orang dari bencana akibat memanasnya bumi, tetapi memang akan menjadi jauh lebih sulit.

Direktur Eksekutif kita dan Pemimpin Koalisi tcktcktck, Kumi Naidoo mengatakan “Masyarakat sipil yang diusir dari hari terakhir pertemuan iklim, sekarang perlu untuk menggandakan upayanya. Setiap hari setiap kita harus mendesak para pemimpin. Kita harus melakukan perjuangan mencegah bencana iklim dalam setiap level politik, lokal, regional, nasional dan internasional. Kita juga perlu membawa masalah itu ke dalam ruang rapat dan jalan - jalan. Kita bisa bekerja untuk perubahan fundamental di masyarakat atau menderita dampak dari perubahan iklim itu.”

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×