Jalur Pendakian Gunung Slamet

Gunung Slamet 3.432 Mdpl adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan gunung tertinggi kedua dipulau Jawa setelah Semeru. Dan ada tiga jalur resmi pendakian menuju puncak Slamet. Yakni jalur Bambangan, Baturaden dan Kaliwadas. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak Slamet.

Berikut ini tentang 3 jalur resmi menuju puncak Slamet.

JALUR BAMBANGAN
Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Rute Bambangan merupakan rute terpendek dibandingkan rute Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.

Di dusun yang berketinggian 1279 mdpl ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian.

Pertama - tama menuju pos Payung dengan keadaan medan terjal dengan arah belok kanan. Pendaki akan melewati ladang penduduk selama 1 jam. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah - tengah perkebunan penduduk.

Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah - tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih 2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira - kira 2 jam menuju Pondok Cemara.

Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira - kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat.

Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira - kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.

Pendaki akan melewati Sanghyang Rangkah yang merupakan semak - semak yang asri dengan Edelweis di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah - tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghyang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari. Kira - kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Pelawangan.

Pelawangan ( lawang atau pintu ) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Pelawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Pelawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30 - 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan Caldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. ( lautan pasir ).

www.belantaraindonesia.org

JALUR KALIWADAS
Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpl dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan angkutan Pedesaan  yang memakan waktu 2 jam.

Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00 wib.

Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira -kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci.

Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong - lorong tumbuhan bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Satu jam kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.

Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl.

Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 meter dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.

Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat.

Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Edelweis dan tumbuhan Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl.

Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Pelawangan.

Pelawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira - kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitarnya dalam keadaan cuaca cerah.

Selepas Pelawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60 derajat. Selanjutnya keadaan lintasan semakin parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timur.

Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini.

Di puncak tertinggi kedua se - Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sindoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan - akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

www.belantaraindonesia.org
Puncak Slamet


JALUR BATU RADEN
Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki.

Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos 1 banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang  pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos 1 dibutuhkan waktu selama 3 jam.

Selepas pos 1 lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos 3 dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos 3 masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl.

Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos 4, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Pelawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.

www.belantaraindonesia.org

www.belantaraindonesia.org
www.belantaraindonesia.org

Pastikan peralatan dan perbekalan makanan cukup jika sahabat alam ingin menuju puncak Gunung Slamet, karena sepanjang jalur bahkan sampai di base camp Bambangan akan sulit mendapatkan air untuk minum dan juga seringnya hujan turun dan tentunya di selingi badai, berarti suhu akan berubah dingin, pastinya perjalanan akan terasa lama jika itu terjadi, karena Slamet adalah gunung tinggi. Persiapkan sejak awal sebelum menuju Slamet.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×