Memang, nama Merapi sudah cukup populer di telinga masyarakat Indonesia. Sesuatu yang berkaitan keberadaan gunung Merapi kerap dikaitkan dengan hal - hal berbau misteri, di antaranya keberadaan makhluk - makhluk gaib penguasa dan penghuni gunung Merapi.
Hal ini tidaklah berlebihan, karena hasil investigasi membuktikan bahwa masyarakat setempat yakin kalau penghuni dan penguasa gunung Merapi memang ada. Mereka memanggilnya dengan nama Eyang Merapi atau Mbah Petruk dan dari kawasan Cangkringan bisa terlihat gundukan bukit yang bernama gunung Wutah, yang bagi penduduk setempat di yakini sebagai pintu gerbang Kraton Eyang Merapi.
Masyarakat setempat meyakini, kawasan wingit yang diapit oleh dua buah gundukan kecil itu memang dikenal sebagai pelatarannya keraton Eyang Merapi. Untuk naik ke sana, diingatkan agar uluk salam, atau sekadar minta permisi begitu di atasnya. " Kulo nuwun Eyang, kulo ingkang sowan, sumangga silakna rikma niro ". Menurut yang di yakini, sang penguasa kraton Merapi sangat tersinggung bila ada pendatang baru yang neko - neko ( berbuat macam - macam ), pethakilan ( bertingkah tidak senonoh ) tanpa memberi uluk salam ( permisi ).
Hal - hal tersebut jika dilanggar akibatnya akan sangat fatal. Mereka yang sama sekali tidak mengubris pakem kultur tersebut jelas akibatnya akan fatal, biasanya akan tersesat hingga kecebur jurang.
Bukit Wutah Di Sisi Merapi |
Ada mitos, setiap pendatang baru di kawasan Kinahrejo niscaya akan celaka bila sampai menyakiti hati penduduk setempat. Kuwalat menurut warga desa. Sekejam itu Eyang Merapi?. Kata penduduk Kinahrejo : "Sebenarnya sih enggak. Cuma memang, Eyang Merapi itu nggak suka kalau kampung sini ( Kinahrejo ) jadi sasaran perbuatan yang nggak terpuji. Masalahnya, warga sini sebetulnya kan masih termasuk rakyatnya kraton Eyang Merapi. Nggak percaya? Coba saja anda perhatikan dan tanyakan kepada warga sini, apa pernah wilayah ini terkena semburan lahar panas Merapi? Pasti jawab mereka tidak," terang penduduk Kinahrejo. ( Yakin? ).
Beberapa penduduk juga menggambarkan sosok penguasa kraton Merapi dengan makhluk yang menyeramkan, namun berhati mulia dan tidak bermaksud jahat, Dia adalah pengayom masyarakat setempat. Besarnya rasa percaya masyarakat setempat terhadap keberadaan Eyang Merapi membuat mereka yakin bahwa akan hal - hal yang mistis yang terjadi menimpa masyarakat.
Misalnya, pintu gerbang kramat, penduduk yang tinggal di lereng gunung Merapi itu percaya bahwa pintu gerbang tersebut penangkal dari segala marabahaya. Pintu gerbang yang berdiri selama 9 abad itu nyaris pernah tersentuh bencana gunung Merapi. Padahal secara teknis daerah tersebut termasuk daftar daerah bahaya.
Hal itu juga tak lepas dari keberadaan dua buah bukit ( Wutah dan Kendit ) yang berfungsi sebagai benteng desa - desa sekitar Kinahrejo. "Bukit Kendit maupun bukit Wutah itu kan masih masuk dalam wilayah kekuasan Eyang Merapi. Itukan pasebannya ( tempat untuk menghadap raja ) kraton Eyang Merapi. Jadi tidak mungkin Eyang akan tega membinasakan orang yang memang sudah lama mendiami tempat sekitar itu," celoteh seorang penduduk.
Memang, dibandingkan penduduk desa lainnya, dahulu nasib penghuni desa Kinahrejo dan sekitarnya termasuk yang beruntung. Selain merupakan desa yang nyaris selalu luput dari ancaman bahaya lahar panas Merapi, desa yang konon termasuk desa kesayangan Eyang Merapi itu juga menjadi sebuah reresentasi dari sebuah suasana kehidupan yang serba nyaman dan tentram.
Tak aneh kalau dikemudian hari kerap muncul sindirin dikalangan penduduk setempat kepada warga di wilayah barat daya gunung Merapi yang kerap jadi langganan bencana lahar. " Kalau ingin hidup tenang tentram, pindahlah kemari. Eyang Merapi kan selalu melindungi kami," ujar salah seorang warga yang mengaku penduduk asli desa Kinahrejo.
Memang, ucapan seorang warga tadi memang ada benarnya. Penduduk desa Kinahrejo seolah telah mendapat garansi dari Eyang Merapi. Pendek kata, selagi mereka patuh terhadap segala peraturan yang ada misalnya selalu mempersembahkan bulu bekti berupa persembahan sesajian serta selalu melakukan ritual labuhan setiap tahunnya, mereka yakin dan optimis bahwa mereka akan senantiasa terhindar dari ancaman letusan Merapi. Berarti kini Kinahrejo di sapu awan panas, karena penduduk Kinahrejo dan sekitarnya sudah tak melakukan ritual? Walauhualam...
Tempat - tempat angker menurut mitos di gunung Merapi :
1. Kawah Merapi
Kawah ini merupakan istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi.
Kawah Merapi |
Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama “Pasar Bubrah” yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. “Pasar Bubrah” tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus.
Pasar Bubrah |
Bagian dari keraton makhluk halus Merapi yang dianggap angker adalah Gunung Wutah yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Keraton Merapi. Gunung Wutah dijaga oleh makhluk halus yaitu “Nyai Gadung Melati” yang bertugas melindungi lingkungan di daerah gunungnya termasuk tanaman serta hewan.
4. Sekitar makam Syech Djumadil Qubro
Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Keraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Syech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati.
5. Lain - lain Tempat
Selanjutnya tempat - tempat lain seperti di hutan, sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker yaitu “ Hutan Patuk Alap - alap ” dimana tempat tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi, “ Hutan Gamelan dan Bingungan ” serta “ Hutan Pijen dadn Blumbang ”. Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang, Umbul Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah.
Beberapa jenis binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi dimiliki oleh Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan putih yang tinggal di hutan Blumbang, pantang ditangkap atau dibunuh. Seterusnya kuda yang tinggal di hutan Patuk Alap - alap, di sekitar Gunung Wutoh, dan di antara Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung Gajah Mungkur adalah dianggap / dipakai oleh rakyat Keraton Makhluk Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan penarik kereta.
Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton Mataram, sehingga di sini ada organisasi sendiri yang mengatur hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya. Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi. Seperti halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara ( Empu Rama dan Empu Permadi ) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi.
Lalu ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus. Ia merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri.
Tokoh berikutnya Kyai Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi. Begitu besarnya jasa - jasa yang telah diberikan oleh tokoh - tokoh penghuni Gunung Merapi, maka sebagai wujud kecintaan mereka dan terima kasih terhadap Gunung Merapi masyarakat di sekitar Gunung Merapi memberikan suatu upeti yaitu dalam bentuk upacara - upacara ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi keagamaan orang Jawa yaitu dengan mengadakan selamatan atau wilujengan, dengan melakukan upacara keagamaan dan tindakan keramat.
Upacara Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo. Di sinilah tinggal sosok Alm. Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi yang sering bertugas sebagai pemimpin upacara labuhan.
Gunung Merapi dan Alm. Mbah Maridjan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Keberadaan lelaki tua Mbah Maridjan dan kawan - kawannya itulah manusia lebih, mau membuka mata dan telinga batinnya untuk melihat apa yang tidak kasad mata di sekitar Gunung Merapi.
Di Selo setiap tahun baru Jawa 1 Suro diadakan upacara Sedekah Gunung, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah.
Mitos dan mistis Merapi bisa di percaya maupun tidak, tetapi yang pasti, Tuhan lah pemilik kuasa di langit maupun bumi serta alam semesta ini. Baik yang nyata maupun yang gaib, karena, Allah Swt lah Sang Maha Gaib, tak akan tertandingi oleh segala mahluk ciptaanNya. Segala pinta dan syukur hanya kepadaNya, tak lain dan tak bukan.
ARTIKEL TERKAIT: