ANITA MORAN
Anita Maron, wanita yang merupakan Editor dan Direktur Kreatif Majalah Remaja aktif menyebarkan pesan - pesan positif untuk menggerakkan remaja melakukan upaya bagi gaya hidup hijau. Bersama kedua saudaranya, Nina ( 30 ), dan adiknya, Githa ( 22 ), tiga bersaudara ini memelopori lahirnya majalah remaja putri “GO GIRL”. Majalah bulanan tersebut terbit perdana Februari 2005.
Di tengah berbagai majalah wanita dan remaja yang sudah memiliki nama besar dan segmen pasar yang tetap, GO GIRL mampu bersaing dan menjadi sebagai salah satu majalah remaja putri yang penjualannya melaju pesat. Kini tiras Go girl diklaim telah mencapai 120.000 eksemplar. Terdorong oleh kepedulian pada masalah lingkungan, Anita menampilkan berbagai artikel edukatif seputar lingkungan, berbagi tips untuk kreasi barang daur ulang dalam majalahnya. Ia pun memprakarsai lahirnya Komunitas Pecinta Bumi.
VALERINA DANIEL
Valerina Daniel, wanita yang merupakan salah satu “alumnus” ajang Puteri Indonesia ini dikenal masyarakat sebagai presenter berita di televisi. Berangkat dari rasa cinta kepada lingkungan yang telah dipupuk sejak kecil, Valerina dipercaya untuk menjadi Duta Lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup ( KLH ). Ia pun aktif mengikuti berbagai kegiatan seputar penyelamatan lingkungan.
Salah satunya adalah seminar mengenai pemanasan Bumi ( global warming ) yang dibawakan mantan wakil presiden Amerika Serikat, Al Gore, yang kini lebih dikenal sebagai aktivis lingkungan. Valerina pun memuat sebuah buku yang berisikan pengalaman dan tips seputar gaya hidup ramah lingkungan melalui bukunya, Easy Green Living. Selain itu untuk mengedukasi anak - anak agar mencintai lingkungan sejak usia dini, Valerina pun membuat serial anak yang bertajuk “Aku Sayang Bumi” dan “Aku Peduli Lingkungan”.
HARINI B. WAHONO
Harini B. Wahono, wanita yang merupakan aktivis lingkungan senior ini telah lebih dari 20 tahun melakukan upaya penghijauan di wilayah Cilandak Barat. Pada tahun 1996, UNESCO merekrut Harini sebagai bagian dari kegiatan mereka dalam upaya mengelola manajemen sampah pada tingkat rumah tangga. Sejak bergabung dengan UNESCO, Harini telah memberikan lebih dari seribu pelatihan di 31 dari 33 propinsi di Indonesia dan di 10 Negara.
Sejak awal kegiatannya, Harini sudah berupaya mengajak banyak orang untuk terlibat. Ia mengajari tetangganya yang kebanyakan buta huruf bagaimana mengelola sampah untuk menjadi pupuk. Harini juga mengajarkan para pemulung dan siapa saja apa saja yang bisa diolah dari sampah.
Semangat memperbaiki kualitas lingkungan tempat tinggal secara swadaya dan swadana merupakan hal yang langka dilakukan bahkan terpikirkan oleh warga di kota seperti Jakarta. Di usia yang sudah tidak muda lagi, Harini tetap aktif dalam membagikan pelajaran untuk selalu mencintai alam. source
ARTIKEL TERKAIT: