Gunung Tambora mengingatkan kita kepada Wamen ESDM Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo yang melakukan pendakian di Gunung Tambora.
Sebelum sampai puncak, dia rebah, lalu pingsan. Menteri yang dikenal nyentrik dengan rambut gondrong dan penampilannya yang santai itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia saat dievakuasi, Sabtu 21 April 2012.
Widjajono juga berharap agar Gunung Tambora bisa mendunia. Dia juga mengusulkan agar jalan menuju puncak Tambora dikeraskan.
"Supaya turisnya banyak. Tambora ini punya potensi hebat, namanya sudah internasional," kata dia. "Saya harap Tambora jadi seperti Komodo yang sekarang sudah terkenal ke dunia. Banyak kapal ke sana, kenapa nggak mampir ke sini ( Tambora )?."
Gunung Tambora memiliki potensi hebat, ledakannya luar biasa, terbesar sepanjang sejarah. Tambora yang sebelumnya memiliki tinggi sekitar 4.000 meter berkurang banyak akibat ledakan dahsyat 5 April 1815.
Di dekat Tambora juga terdapat peradaban kuno yang terpendam abu vulkanik. Peradaban itu di - preserve, diawetkan tertutup debu. Seperti di Pompeii di Italia, orang - orangnya masih kelihatan.
Untuk diketahui, sejumlah situs ditemukan di sekitar Gunung Tambora: sisa - sisa peradaban kuno dan kerangka dua orang dewasa yang terkubur abu Tambora di kedalaman 3 meter.
Diduga, itu adalah sisa - sisa Kerajaan Tambora yang tragisnya diawetkan oleh dampak letusan dahsyat itu.
Temuan itulah yang kemudian membuat Tambora mendapat julukan, "Pompeii di Timur". Pompeii adalah nama kota Romawi di dekat Naples, Italia yang disapu oleh letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
Kota tersebut terkubur di bawah timbunan abu raksasa dan lenyap selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak sengaja.
ARTIKEL TERKAIT: