Jangankan mendekati langit, bagaimana mendekatinya pun kita tidak tahu. Mau naik gunung, kita tahu pasti bahwa gunung tidak akan setinggi langit. Naik tangga, setinggi apa kita akan menyambungnya tanpa takut tangga itu sendiri patah.
Seandainya pun kita tahu bagaimana kesana. Dia akan memaksa kita menatap terlalu tinggi, hingga mungkin lupa dengan apa dibawah kita. Lalu ketika kita akhirnya menyadari bahwa jarak kita dengan langit tidak berubah, apa yang akan terjadi ? Lupa dengan ketinggian yang telah dicapai dan harus disyukuri, marah karena Dia senantiasa tinggikan langit, atau menyerah dan cukup bermimpi saja untuk memetik bintang ?
“Gantungkan cita - citamu setinggi gunung.” Gunung itu tinggi, tapi bisa diraih. Kita tahu bagaimana menggapainya, meski kita juga tahu bagaimana sulitnya. Kadangkala kita terhenti karena jurang yang dalam, kadang kita juga terjatuh karena kerikil yang kecil. Ketika kita mendakinya, kita akan menemui berbagai rintangan, kelelahan, kelaparan dan kehausan. Lalu kita punya pilihan, apakah akan melanjutkan pendakian, atau balik kanan turun.
Ketika kita gagal meraihnya, kita tetap bersyukur karena pernah lebih dekat dengannya . Ketika telah mampu meraihnya pun, kita harus tetap ingat bahwa masih ada kawah dan jurang yang dalam disana. Kadang kita berhenti karena takjub melihat pemandangan yang sangat indah, tapi kita harus tahu bahwa puncaklah yang kita tuju.
Sering kita bingung dan tersesat, sehingga harus ke tempat yang lebih tinggi untuk menemukan jalan keluar. Tidak seperti langit yang selalu tampak, ketika kita mendaki gunung untuk meraih puncaknya, kadang puncak itu tertutup oleh tebing yang tinggi. Tapi kita tahu bahwa puncak ada dibalik tebing itu.
Mengapa harus memimpikan sesuatu kalau hanya akan terus menjadi mimpi. Cukup gantungkan citamu setinggi puncak gunung. Agar kau tahu bagaimana harus meraihnya. Tak perlu kau terlalu mendongak keatas, agar tak lupa dengan yang ada dibawah sana.
Cukup lihatlah puncak gunung itu, dan ingatlah akan lembah yang ada dibawahnya. Tak perlu kita khawatir dengan tangga yang mungkin patah ketika berusaha meraih langit, karena kaki kita sendiri yang akan mengantarkan kita ke puncak gunung itu.
Gantungkan cita - citamu setinggi puncak gunung, Karena gunung memberimu banyak pelajaran… src
ARTIKEL TERKAIT:
Inspirasi
- Ternyata Air Lebih Mahal Dari Emas
- Rindu Gunung Yang Dulu...
- Pendaki Era 90 an, Penuh Perjuangan
- Jangan Salah Pilih Teman Pendakian Gunungmu!
- Norman Edwin Quotes
- Tips Seru Petualangan Dengan Anak
- Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung
- Ingin Sahabat Sejati? Carilah Di Hutan Belantara
- Berilah 'Kelas Alam' Bagi Si Kecil
- 10 Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Menggetarkan Hati
- Romantisnya Mendaki Gunung Dengan Pasangan
- Mengharukan: Demi Anak, Seorang Ayah Jual Pena
- 70 Kali Dalam Sehari Maut Dekat Dengan Manusia
- Menikmati Pemandangan Alam Adalah Hak Kita, Tapi....
- Mendaki Gunung Tidak Akan Merubah Apapun!
- Inilah Masjid Portable Yang Pertama Di Indonesia
- Tips Berwudhu Di Alam Bebas
- Tips Packing Yang Tepat Untuk Mendaki Gunung
- Modal Utama Pendakian Gunung: Niat Belajar Dari Alam
- Menjadi Pendaki Yang Cerdas
- Gunung, Racun Yang Menyembuhkan!
- Sang Pemberani Yang Masuk Dalam Kawah Merapi
- Jatuh Cinta Paling Indah Itu Di Puncak Gunung
- Izinkanlah Aku Mendaki Gunung, Sekali Ini
- Dari Gunung Untuk Para Pendakinya