Tidak hanya itu, letusan Krakatau dikabarkan menciptakan gelombang tsunami setinggi 40 meter! Gunung Krakatau adalah salah satu gunung besar dari segi letupan vulkaniknya.
Tetapi puluhan tahun kemudian tiba - tiba muncul gunung baru di wilayah Pegunungan Krakatau, dan kemudian disebut sebagai Gunung Anak Krakatau.
Menurut masyarakat sekitar, di areal Gunung Anak Krakatau tersebut sering terjadi keanehan. Dan berikut ini misteri di seputar Gunung Anak Krakatau.
Penemuan Hewan Misterius
Para wisatawan dalam dan luar negeri yang melakukan penelitian di wilayah Gunung Anak Krakatau pernah menjumpai hewan seperti kadal besar dan burung besar.
Menurut Polisi hutan, hewan tersebut tidak mungkin berada di wilayah Gunung Anak Krakatau, karena wilayah pegunungan tersebut ekosistemnya dijaga ketat.
Menurut Polisi hutan, hewan tersebut tidak mungkin berada di wilayah Gunung Anak Krakatau, karena wilayah pegunungan tersebut ekosistemnya dijaga ketat.
Polisi hutan yang bertugas setiap hari di kawasan Gunung Anak Krakatau tersebut tidak pernah melihat hewan yang disebutkan oleh para wisatawan itu.
Acara Wayang
Menurut penjaga Cagar Alam Gunung Anak Krakatau pernah mendengar pada suatu malam adanya suara seorang wanita yang memanggil nama “Bambang”, ketika sedang melakukan patroli rutin di perariran Gunung Anak Krakatau tersebut. Namun, mereka tidak menemukan sosok perempuan tersebut di wilayah itu.
Kemudian petugas tersebut juga pernah mendengar suara - suara gamelan wayang dan suara ramai-ramai mirip pasar dari Gunung Anak Krakatau tersebut, namun setelah dicari - cari sumber suara tersebut; mereka tidak menemukan apa - apa.
Penampakan Kapal Laut
Selain suara - suara yang sering mengganggu petugas ketika berpatroli di Gunung Anak Krakatau, penampakan sebuah kapal putih juga menjadikan gunung ini semakin beraura mistis.
Petugas mengaku pernah melihat siluet kapal berwarna putih di perairan Gunung Anak Krakatau, namun setelah dilakukan pencarian; mereka tidak menemukan kapal putih yang dilihatnya.
Kemunculan Anak Krakatau
Gunung Krakatau purba diperkirakan memiliki ketinggian 2.000 meter. Dalam buku Jawa kuno, Pustaka Raja, menceritakan bahwa Gunung Krakatau purba pernah meletus pada tahun 416 dan menyisakan 3 pulau, yaitu Pulau Rakata, Sertung, dan Panjang.
Kemudian Gunung Krakatau kembali meledak pada tahun 1883 dengan letusan besarnya hingga menghancurkan tiga perempat tubuh gunung tersebut.
Letusan tersebut menyebabkan perubahan iklim dunia, ribuan orang tewas, dan menciptakan Tsunami setinggi 40 meter.
Letusan tersebut menyebabkan perubahan iklim dunia, ribuan orang tewas, dan menciptakan Tsunami setinggi 40 meter.
Namun kemudian pada tahun 1927, para nelayan yang sedang melaut di wilayah Krakatau dikejutkan dengan munculnya asap dari permukaan laut.
Kemudian muncullah Gunung Anak Krakatau yang hingga kini masih terus tumbuh. Gunung Anak Krakatau hingga sekarang masih sering mengalami erupsi.
Kemudian muncullah Gunung Anak Krakatau yang hingga kini masih terus tumbuh. Gunung Anak Krakatau hingga sekarang masih sering mengalami erupsi.
Penjagaan Ekosistem
Cerita mistis seputar Gunung Anak Krakatau memang sudah menyebar dalam perbincangan masyarakat sekitar. Namun hal tersebut juga memiliki keuntungan tersendiri untuk perkembangan ekosistem Gunung Anak Krakatau tersebut.
Gunung Anak Krakatau bukan tempat untuk wisata, karena pemerintah menetapkan daerah tersebut sebagai Cagar Alam; yang sangat dijaga ketat evolusi hewan dan tanaman yang berada di wilayah itu.
Orang yang diizinkan menginjak Gunung Anak Krakatau yaitu orang yang memiliki izin untuk penelitian, pendidikan, pengembangan pengetahuan, dan penunjang budidaya. src
ARTIKEL TERKAIT: