Puncak pertama disebut Top Dempo. Baik dari jalur Kampung IV maupun jalur tugu rimba keduanya akan berjumpa di Top Dempo. Tidak banyak yang bisa dilihat di puncak ini karena hanya berupa lahan sempit yang dikelilingi tanaman Cantigi.
Oleh karena itu biasanya para pendaki ketika telah sampai di Top Dempo akan berjalan menurun menuju sebuah lembah yang berada di antara dua puncak yang lahannya sangat luas dan cocok dijadikan sebagai tempat beristirahat sebelum menggapai puncak selanjutnya yaitu Puncak Merapi yang memiliki kawah yang hingga saat ini masih aktif. Lembah ini disebut Pelataran.
Selain sebagai tempat bermalamnya pendaki, di Pelataran juga tersedia sumber air yang bisa dimanfaatkan oleh pendaki sebagai air minum juga masak. Sumber air ini disebut Telaga Putri, airnya begitu dingin, jernih dan selalu melimpah meski musim kemarau.
Di malam hari karena tempatnya terbuka, pada saat cuaca cerah kita bisa menikmati taburan bintang yang menghiasi langit. Bila lebih malam lagi kita bisa melihat Milky Way yang sangat menakjubkan.
Pada pagi harinya kita bisa melanjutkan hiking menuju Puncak Merapi untuk melihat kawahnya yang senantiasa berubah warna airnya. Warna air di kawah ini dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya.
Dari Pelataran menuju Puncak Merapi tinggal sedikit lagi, kita akan melewati kondisi jalur batuan kerikil dan kemiringan yang mencapai sekitar 40 derajat. Meski berupa bebatuan di sekitar jalur hiking ini tumbuh subur pohon Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ) atau yang di sini disebut sebagai pohon panjang umur.
Jika berjalan dengan normal 15 - 20 menit kemudian kita akan sampai di Puncak Merapi. Tidak hanya menyuguhkan pemandangan kawahnya yang unik di Puncak Merapi ini kita bisa melihat pemandangan berupa Bukit Barisan yang membentang memanjang memagari Pulau Sumatera.
Terkadang lautan awan juga menghiasi pemandangan sehingga rasanya seperti berdiri di atas awan, sungguh tidak akan bisa dilupakan siapapun yang memandangnya. src
ARTIKEL TERKAIT: