Partner Your Adventure

Facebook Instagram

Pemandu

Pemandu gunung profesional dan Porter berpengalaman Membuat wisata gunungmu menyenangkan.

Baca

Guide

A mountain guide is a profession that is not easy in the waistband by climbers who are already poor...

Baca

Tetaplah Bertualang

Karena dengan bertualang, maka sejarah peradaban manusia akan terus berkembang.

Baca

Hymne

Hymne Belantara Indonesia silahkan anda semua miliki dan dengarkan nuansa pemujaan.

Baca

Rusaknya Gunung Paling Ikonik Di Bumi

Everest, itulah nama gunung paling ikonik di Bumi ini. Lebih dari 4.000 orang telah mendaki Gunung Everest sejak Sir Edmund Hillary pertama kali berdiri di titik tertinggi permukaan Bumi tersebut tahun 1953 silam.

Rusaknya Gunung Paling Ikonik Di Bumi

Sebelum itu, puncak mematikan setinggi 8.850 meter tersebut secara harfiah tak tersentuh oleh manusia, karena tidak ada yang pernah berdiri di puncaknya atau buang kotoran di lerengnya.

Sekarang, gunung tertinggi di dunia itu ditutupi di lebih dari 10 ton kotoran manusia, dan penuh dengan perlengkapan rusak serta tabung oksigen. Ya, para penjelajah pencari kemuliaan telah merusak pegunungan paling ikonik di planet kita.

Menurut Peter Holley di The Washington Post, lebih dari 11.793 kg kotoran manusia diangkut dari gunung setiap musimnya oleh orang - orang Sherpa.

Kemudian mereka membuang sampah tersebut di lubang dekat Gorakshep, sebuah desa kecil yang berada pada ketinggian sekitar 5.164 meter dari permukaan laut.

Ketika kondisi di gunung sedang bersahabat, ratusan pendaki berangkat dari base camp  dengan harapan dapat menjejakkan kaki di puncak.

Meskipun tidak semua pendaki berhasil sampai puncak, mereka semua meninggalkan sejumlah besar kotoran dan sisa - sisa perbekalan.

Mengapa Bisa Terjadi?
Pendaki biasanya menggali lubang di salju untuk digunakan sebagai toilet darurat. Setelah urusan buang hajat selesai, mereka menutup lubang dan kemudian pergi.

Tetapi kotoran tidak ke mana - mana, toilet darurat yang dulunya hanya lubang di tanah telah menumpuk selama bertahun - tahun.

Rusaknya Gunung Paling Ikonik Di Bumi

Daerah yang paling parah adalah tepat di luar kamp pendaki yang biasa digunakan untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.

Seiring masalah sampah yang semakin memburuk, sumber air setempat secara perlahan berubah menjadi lumpur beracun.

Lubang di Gorakshep pada dasarnya adalah sebuah tong raksasa penuh resiko penyakit yang mengancam penduduk setempat.

Keadaan menjadi lebih buruk karena kotoran tidak hancur akibat iklim dingin di kawasan itu. Kotoran membeku dan tetap ada lebih lama dibanding dengan di daerah - daerah yang iklimnya lebih hangat.

Kabar baiknya, masih ada orang - orang yang berusaha menghadirkan solusi, karena sebenarnya tidak ada orang yang ingin melihat salah satu pemandangan alam yang paling spektakuler di dunia menjadi gunung tinja raksasa.

Salah satu ide terkemuka berasal dari insinyur dari Mount Everest Biogas Project, yang berencana mengubah kotoran - kotoran di lubang di Gorak Shep menjadi sumber energi.

Seperti laporan Renee Morad untuk Discovery News, digester biogas ini berbeda dari yang biasa karena memiliki kemampuan untuk berfungsi dalam kondisi lingkungan dingin.

Digester akan dilengkapi dengan isolasi R-50 dan lingkaran resistor berdaya 200 watt, mirip seperti yang biasa ditemukan pada pemanas air untuk menghantarkan panas.”

Insinyur juga mengatakan bahwa tambahan daya 100 watt akan diperlukan untuk menjaga isi dalam digester yang dikubur di dalam tanah, tetap berada pada suhu 86 derajat Fahrenheit atau lebih tinggi.

Untuk memberikan daya pada perangkat, tim berencana menerapkan serangkaian panel surya. Jika ini menjadi kenyataan, lubang kotoran benar - benar bisa memberikan manfaat pada penduduk setempat.

Namun, gagasan ini tidak serta merta memecahkan masalah sampah yang semakin buruk setiap tahunnya. Bahkan, meskipun pemerintah Nepal mewajibkan semua pendaki membawa turun 8 kg sampah turun atau bakal kehilangan uang deposit mereka, permasalahan sampah di Everest tak kunjung membaik.  NG

Tips Menghindari Serangan Babi Hutan Saat Mendaki

Gunung adalah habitat hewan seperti burung, macan, monyet, rusa, kijang, dan aneka hewan lain tak terkecuali babi hutan. Babi hutan kerap dapat ditemui di daerah pegunungan bahkan bisa turun ke daerah pemukiman warga.

Tips Menghindari Serangan Babi Hutan Saat Mendaki

Babi hutan kerap ditemui di gunung seperti Gunung Sindoro di Jawa Tengah, Gunung Papandayan di Jawa Barat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan juga Taman Nasional Alas Purwo.

Di Pos Pendakian Gubber Hood Gunung Papandayan, babi hutan kerap muncul pada malam hari dan datang ke tenda pendaki untuk mencari makanan dan juga kadang mengambil sepatu pendaki.

Bagaimana cara untuk menghindari gangguan babi hutan saat berkemah di gunung?

Simpan Makanan
Babi hutan datang ke tenda pendaki untuk mencari makanan. Setelah memasak untuk makan malam, simpanlah makanan di dalam tenda maupun digantung di dahan pohon. Hindari area tenda yang berantakan karena makanan - makanan sisa makan malam.

Hindari Makanan Berbau
Bau makanan yang mencolok seperti ikan sarden bisa menjadi daya tarik untuk babi hutan datang.

Bawalah makanan - makanan yang tak berbau amis. Selain itu, setelah makan malam misalnya dengan ayam goreng, pisahkan tulang ke tempat yang tak dapat dijangkau oleh babi butan.

Jangan Berkemah Dekat Tumpukan Sampah
Babi hutan gemar mencari sisa-sisa makanan di area tumpukan sampah. Disarankan untuk membereskan bekas bungkus makanan, tempat memasak, dan juga hal - hal yang dapat menarik datangnya babi hutan sebelum tidur pada malam hari. kompas

Memilih Ransel Untuk Mendaki Gunung Dengan Benar

Mendaki gunung selain menyenangkan juga membutuhkan peralatan pendakian yang baik. Seperti ransel untuk membawa bekal selama kegiatan pendakian berlangsung. Demi kenyamanan itu, ada beberapa hal mesti diperhatikan sebelum membeli ransel.

Memilih Ransel Untuk Mendaki Gunung Dengan Benar

Lamanya Waktu Pendakian
Tentukan dulu lama pendakian gunung yang akan dilakukan. Lama pendakian akan menentukan kapasitas ransel yang dibutuhkan karena pengaruh barang - barang bekal pendakian yang akan dimasukkan ke dalam ransel.

Misalnya, lama pendakian tiga hari dan tujuh hari akan berbeda secara bekal pendakian. Selain itu, lama pendakian hingga tujuh hari akan membutuhkan kapasitas ransel lebih besar.

Gunung Tujuan
Tujuan mendaki gunung juga sangat mempengaruhi pemilihan ransel. Misalnya, tujuan mendaki gunung ke wilayah tropis dan sub-tropis akan berbeda penggunaan ransel.

Ransel untuk di daerah tropis yang didominasi vegetasi hutan rapat akan membutuhkan bahan ransel kuat dan tak mudah sobek.

Bahan
Pemilihan bahan ransel untuk naik gunung berpengaruh terhadap ketahanan saat digunakan mendaki gunung. Ada tiga bahan yang biasa digunakan untuk tas pendakian ini, yakni cordura, nylon, dan polyester.

Bahan cordura adalah bahan yang tebal dan kuat. Bahan ransel ini juga diakui dunia karena telah berlisensi perusahaan tekstil dari Perancis.

Aktifitas
Memilih ransel juga bisa berdasarkan aktivitas yang akan dijalankan. Misalnya, kebutuhan ransel untuk mendaki gunung, panjat tebing, dan berkemah akan berbeda.

Kelengkapan Fitur
Ransel memiliki beragam fitur yang akan membantu saat mendaki gunung. Bermacam fitur tersebut, misalnya trekking pole holder, matras holder, side pocket untuk menaruh tempat minum atau matras, kompartemen tambahan, dan fitur - fitur lainnya. Fitur - fitur tersebut dapat membantu untuk membawa perlengkapan naik gunung.

Bentuk Tubuh
Pemilihan ransel juga berdasarkan bentuk tubuh. Salah satu unsur terpenting adalah panjang tulang belakang atau dikenal dengan sebutan torso.

Sesuaikanlah panjang tulang belakang dengan ukuran ransel. Pilih berdasarkan ukuran ransel yang tersedia misalnya small, medium, atau large. Jika tak tersedia, pilihlah ransel yang bisa disesuaikan untuk tinggi shoulder straps.

Back System
Pilih back system ransel yang berbentuk bantalan atau jaring. Back system tersebut membantu untuk menyesuaikan kenyamanan antara ransel dan punggung.

Pastikan juga back system ransel memiliki ventilasi untuk pertukaran udara. Jika pertukaran udara tak berjalan lancar, perjalanan mudah cepat lelah.

Bentuk Ransel
Untuk memilih ransel, usahakan untuk mencari bentuk yang memanjang ke atas. Jika memilih yang bersifat melebar, ketika diisi bekal pendakian akan mempersulit gerakan tangan, terutama ketika mengayun saat berjalan mendaki. Satu hal penting, usahakan lebar ransel tak melebihi bahu.  src


9 Gunung Yang Menantang Para Pendaki

Mendaki gunung yang memiliki jalur sulit adalah tantangan tersendiri bagi para pendaki sejati. Apalagi bagi kamu yang sangat tak mau di juluki pendaki pemula atau juga pendaki kekinian. Dan berikut ini ada beberapa gunung yang termasuk dalam kategori "lumayan" sulit untuk di daki.

9 Gunung Yang Menantang Para Pendaki
caption

1. Gunung Pangrango via Geger Bentang
Harus mendaki terjal dengan jarak yang cukup jauh. Berbeda dengan rute Cibodas yang cukup landai.

2. Gunung Slamet via Gucci
Jalur yang curam dan tanjakan tiada henti.

3. Gunung Cikuray
Jalurnya sulit, penuh tanjakan. Sebagian pendaki sering menyebutnya "jidat ketemu dengkul".

4. Gunung Ciremai via Linggarjati
Tanjakan terjal mendominasi. Atau istilahnya untuk tanjakan sebagai "gigi ketemu jempol".

5. Gunung Semeru
Lautan berpasir sepanjang 1 kilometer, lebih menanjak. Istilahnya saat menanjak: naik dua terperosok satu.

6. Gunung Merbabu via Kopeng
Jalur yang panjang seperti bukit bersusun dan sangat jauh.

7. Gunung Argopuro via Balderan
Jarak panjang, lebih-kurang 38 kilometer. Terjauh di Pulau Jawa. Naik 20 jam turun 12 jam.

8. Gunung Raung via Kalibaru
Jarak yang jauh dan trek tersulit: menanjak, berbahaya, masih ada binatang buas, dan saat dari puncak ke puncak sejati harus mendaki dengan alat yang lengkap

9. Gunung Latimojong
Jarak pendakian pada Gunung yang masih sangat alami di Sulawesi Selatan ini sangat jauh. Jalur sangat curam di beberapa titik. Untuk menuju ke basecamp desa terdekat harus berjalan kaki dari pinggir jalan raya lintas Sulawesi. src


Sensasi Mendaki Rinjani Dari Sembalun Lawang

Sembalun Lawang merupakan wilayah yang ramai oleh para penggrmar trekking yang hendak mendaki Rinjani. Rute yang dilalui adalah pintu utama Sembalun Lawang, kemudian mendaki selama 7 jam tiba di kawah Plawangan Sembalun 2639 meter jika akan langsung ke Puncak Gunung Rinjani menempuh waktu 3 - 4 jam.

Sensasi Mendaki Rinjani Dari Sembalun Lawang

Dari Sembalun Lawang menuju kawah Plawangan Sembalun sangat dramatis dan mengesankan, jejak kamu akan melalui Sabana dan punggungan gunung yang berkelok - kelok dengan jurang di baris sebelah kiri dan kanan.

Dibandingkan dengan pendakian - pendakian Senaru, garis tidak terlalu curam, tapi karena itu didominasi oleh Savana membuat perjalanan kamu penuh oleh keringat membakar tubuh kita dari terik Matahari yang menyengat.

Tetapi semua itu akan hilang ketika kamu merasa terkejut oleh pemandangan indah dari lapangan dan luas hutan membentang sepanjang lembah hijau ke Timur Gunung Rinjani, bahkan kamu akan dimanjakan oleh pulau Selat Alas dan Sumbawa yang indah di kejauhan.

Mendaki ke puncak Gunung Rinjani adalah sangat menguras tenaga, kamu akan menemukan pasir di atas ketinggian 3000 meter ke puncak gunung Rinjani, namun, pijakan kaki kamu akan terperosok yang cukup  dalam ke pasir,

Sensasi Mendaki Rinjani Dari Sembalun Lawang

Setelah tiba di puncak Gunung Rinjani, kamu dapat beristirahat sambil menikmati panorama alam beberapa menit, sambil menikmati makanan ringan seperti biskuit, mengambil foto bersama, mengambil plat puncak gunung Rinjani yang sudah di sediakan di puncak.

Membanggakan diri menjadi suatu kemenangan menginjakkan kaki di puncak gunung Rinjani ketinggian 3726 meter dan kita akan merasa kagum akan ciptaan Tuhan.

Rute pendakian Gunung Rinjani dari Desa Sembalun Lawang
Pendakian di mulai dari Sembalun Lawang ke kawah Plawangan Sembalun ketinggian 2639 m menempuh waktu 7 jam

Dari kawah Plawangan Sembalun mendaki ke Puncak Gunung Rinjani menempuh waktu 3 - 4 jam

Dari kawah Plawangan Sembalun turun ke Danau Segara Anak menempuh waktu 3 jam

Dari Danau Segara Anak mendaki lagi ke kawah Plawangan Senaru ketinggian 2641 m menempuh waktu 3 jam

Dari kawah Plawangan Senaru, turun ke Desa Senaru menempuh waktu 6 jam

Dari Desa Senaru mengendarai ke Mataram atau Senggigi area menempuh waktu 2 setengah jam

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh agar pengetahuan kita tentang gunung di Papua, Indonesia ini semakin dalam dan menumbuhkan cinta kita terhadap alam Indonesia yang memang tiada banding. Yakinlah, Indonesia itu cantik adanya.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Sedikitnya data – data tentang pulau ini di ufuk timur Indonesia ini membuat semakin besar keingintahuan orang. Daerah yang belum di jamah pun masih membentang luas.

Keindahan alam pun belum sepenuhnya diketahui. Masih banyak misteri alam yang belum terjawab di pulau ini. Diperlukan semangat petualangan untuk menjelajahinya.

Ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagaimana Papua dengan segala keterasingan anugerah dari yang Maha Kuasa dapat dipelajari dan telusuri.

Sampai saat ini, para petualang asing terus memelopori pencapaian prestasi di dalam pendakian dan pemanjatan gunung – gunung di Papua.

Bahkan  bukan hanya petualang saja, para peneliti dan ilmuwan asing pun berdatangan ke pulau ini. Sangat sayang jika pemilik Tanah Air ini tidak berbuat apa – apa. Ini merupakan ketukan dan tantangan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Banyak yang mengira bahwa puncak Jayawijaya sama dengan Carstensz Pyramid, padahal kedua puncak ini bersebelahan letaknya.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Disini tidak hanya puncak Carstensz saja tapi terdatapat juga 4 puncak gunung disekitarnya yang hampir sama dan dengan ketinggan tidak jauh berbeda sama puncak Carstensz.

Puncak Carstensz Pyramid  memiliki ketinggian 4884 M dpl (16023 ft). Lokasi koordinatnya berada pada S 04°04.733 dan E 137°09.572, terletak di sebelah barat central highland yang disebut dengan Jayawijaya dan pegunungan Sudirman.

Jan Carstensz
Tahun 1623 Jan Carstens Zoon, seorang penjelajah Belanda adalah orang pertama yang melihat gletser di puncak Carstensz tahun 1623.

Puncak ini pertama kali di temukan oleh Jan Carstensz, ketika pelayarannya dia melihat sebuah puncak gunung yang tertutup oleh lapisan putih yang diduga adalah lapisan salju.

Ada Gunung Salju di Khatulistiwa. 
Awalnya Jan Carstensz dianggap mengada - ada karena laporannya itu. Seiring waktu datanglah berita lain tentang adanya pegunungan salju di Amerika Selatan, juga di tahun 1848 seorang misionaris melaporkan hal serupa di Afrika utara.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Perhatian pun mulai tertuju pada puncak salju yang dilaporkan oleh Jan Carstensz. Lebih dari 250 tahun lamanya, ekspedisi pendakian pertama baru dilakukan oleh H.A Lorentz di tahun1907.

Ekpedisi selama 6 bulan tersebut mengalami kegagalan akibat keganasan alam Papua saat itu.

Hendrik Albert Lorentz dan Para Pemberani Yang Menggapai Puncak Carstensz Pertama Di Tahun 1909
Padang salju ( gletser ) Puncak Carstensz berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrik Albert Lorentz dengan enam orang Suku Dayak Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan.

Pada tahun 1913 Jan Carstensz dan seorang Naturalist asal Inggris A F R Wollaston berhasil mencapai hidung glasier di sisi Selatan Carstensz setelah melalui perjalanan melelahkan melewati hutan di pesisir selatan Papua.

Ia membutuhkan 92 hari untuk mencapai 50 km terakhir Kegagalan demi kegagalan terus dialami dalam pencapaian puncak Carstenz, akhirnya seorang pendaki berkebangsaan Austria H. Herrer bersama beberapa rekannya berhasil mencapai puncak tertinggi di kawasan Oceania ini, Carstensz akhirnya ditaklukkan.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Dibalik gemilangnya keberhasilan pendakian Carstenzs Pyramid, hanya sedikit orang yang mengetahui sebuah kenyataan bahwa peran suku Dayak sebagai kaum perintis sangat vital.

Suku asli Kalimantan ini adalah orang - orang yang diberi karunia dan anugerah oleh sang pencipta sebagai kaum - kaum yang memiliki tenaga kuat dan tahan terhadap siksaan alam.

Mereka juga terkenal sebagai kaum perintis sungai, dengan pakaian seadanya mereka berhasil menghantarkan H. Herrer dan rekan - rekannya menuju puncak Carstenzs.

Penghargaan yang diberikan atas besarnya jasa suku dayak dalam pendakian Carstenzs Pyramid ditandai dengan menamai salah satu jalur pendakian nya yaitu Dayak Pass. Sebuah jalur untuk mereka yang pemberani.

Ekspedisi Yang Menemukan Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi “Carstensz Pyramid”, didirikan pada tahun 1919 menyusul laporan ekspedisi Hendrik Albert Lorentz.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Taman ini mencangkup 4 wilayah kabupaten di Papua, tepatnya di kabupaten Merauke, Jayawijaya, Paniai, dan Fak-Fak.

Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan luas kira - kira dua kali luas Taman Nasional Gunung Leuser.

Di Temukan Gunung Tertinggi di Sekitarnya
Pada tahun 1936 Carstensz Expedition yang diprakarsai Belanda dilakukan untuk menentuan puncak tertinggi dari Carstensz Pyramid ( 4884 M ), Puncak Mandala ( 4640 M ),dan Puncak Trikora ( 4730 M )

Pada Tanggal 5 Desember 1936 Frits Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Carstensz.

Luas Gletser Mulai Berkurang
Prof Lonnie G Thompson, pimpinan kelompok peneliti inti es Papua, memperkirakan bahwa dalam waktu 20 hingga 30 tahun ke depan, gletser di Gunung Carstensz, dekat Puncak Jaya, Papua, akan hilang sebagai akibat dari pemanasan global.

Hampir pasti di sini dan di tempat-tempat tropis yang lain, kira - kira dalam 30 tahun mendatang gletser akan hilang akibat perubahan iklim“.

Menurut pengakuan Lonnie Thompson, selama 13 hari berada di kawasan gletser Papua, gletser setempat mengalami penurunan sekitar 30 sentimeter.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Ia memperkirakan, setiap tahun gletser Papua hilang beberapa meter. Lonnie Thompson mengatakan, proses pencairan es pada gletser Papua sangat cepat akibat dari faktor iklim.

Setiap hari di kawasan itu selalu turun hujan. Benar kalau gletser di sini kemungkinan akan cepat habis karena setiap hari turun hujan.

Pada 1963 Puncak Ini Berganti Nama Beberapa Kali
Tahun 1963, puncak ini berganti nama menjadi Puncak Sukarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya.

Setelah pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan kolonial Belanda, Indonesia melakukan perubahan nama untuk menggantikan nama – nama asing tersebut.

Presiden Sukarno pun menggalang ‘Ekspedisi Tjendrawasih’ untuk menggapai puncak tertinggi di Papua ( waktu itu masih disebut Irian ).

Tak lama kemudian Nassau Range diganti namanya menjadi Pegunungan Sudirman dan Star Mountains Range beralih nama menjadi Pegunungan Jayawijaya.

Bersamaan dengan itu, puncak tertinggi pada saat itu diberi nama Puncak Sukarno. Bahkan pada saat itu, ibukota propinsi Irian Barat pun bernama Sukarnopura!

Rentetan pergantian orde di Indonesia menimbulkan perubahan nama lagi. Sukarnopura beralih nama menjadi Jayapura, dan Puncak Sukarno berubah nama menjadi Puncak Jaya.

Mengenal Carstenzs Pyramid Lebih Jauh

Lama kemudian Irian kembali berganti nama menjadi Papua. Namun sejak timbulnya nama Puncak Jaya tersebut terjadilah kesalahan penyebutan lokasi.

Puncak Jaya di-salahkaprah-kan berada di jajaran Pegunungan Jayawijaya. Bila melihat peta saat itu seakan terjadi dualisme penamaan. Tidak jelas di mana Pegunungan Sudirman dan dimana Pegunungan Jayawijaya berada.

Dunia Mengakui Tinggi Puncak Carstensz Adalah 5030 Mdpl
Entah mengapa dunia mengatakan 5030 meter dari permukaan laut adalah ketinggian sebenarnya dari puncak Jayawijaya ini pada sumber kebanyakan 4848 Mdpl. Lalu manakah yang benar?  src
 

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×