Gunung Sibayak

Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh ( Semangat Gunung ) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat.

Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini. Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan. Faktor kondensasi di gunung ini sangat tinggi yang menyebabkan seringnya terlihat kabut yang bergerombol didaerah puncak. Kawah Unik Selain puncak, daerah kawah tidak kalah uniknya. Selain disekitar kawah ditemukan batu cadas, kawah belerang yang luasnya 200 x 200 meter memiliki solfatara yang senantiasa menyemburkan uap panas.

Untuk mengabadikan aktivitas kawah pendaki berlomba-lomba menuruni kawah. Dari kawah akan ditemukan sejumlah keunikan yang dimiliki oleh Sibayak yang amat jarang ditemukan di pegunungan lain. Biasanya kawasan landai di daerah pinggiran kawah dijadikan untuk mendirikan Bivak ( Tenda ) untuk beristirahat melepaskan lelah seusai mendaki. Biasanya, malam Minggu dan hari libur merupakan musim pendakian ke puncak, dibandingkan dengan hari-hari biasa. Gunung Raja Untuk itu amatlah pantas apabila gunung Sibayak dijuluki sebagai “Gunung Raja” arti kata Sibayak ialah “Raja” Konon Tanah karo diperintah oleh 4 Raja ( Sibayak ). Keempat dari kerajaan itu ialah Sibayak lingga, Sarinembah, Suka, Barusjahe dan Kutabuluh. Status Sibayak Gunung Sibayak yang berketinggian 2.094 m.dpl secara administratif masuk dalam kabupaten Karo di Sumut. Hutan gunung ini masuk dalam hutan lindung berupa hutan alam pengunungan, yang tergabung dalam Taman Hutan Raya ( Tahura ) Bukit Barisan yang merupakan Tahura ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan. Hutan gunung yang masih alami tersebut tergabung dalam Kawasan Ekosistem Leuser ( KEL ) yang merupakan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) bagi masyarakat disekitar gunung dan hutan. Route pendakian Sibayak Untuk mencapai puncak gunung Sibayak, pendaki dapat memasuki tiga pintu rimba dengan menelusuri jalan setapak melalui hutan belantara tropis dan tebing curam, yang ditemui disepanjang kiri-kanan pendakian.

Pintu rimba sibayak melalui, Desa Raja Berneh (Semangat Gunung), Jalur 54, Penatapan jagung rebus dan Jaranguda kira-kira 500 meter dari kota berastagi. Ketiga-jalur dapat dicapai dengan angkutan umum dari kota Medan. Jalur 54 atau sering disebut jalur “Aqua” lebih dikenal dengan medan yang cukup menantang. Kalau ingin tiga jam mencapai puncak melalui jalur desa Raja Berneh, yang berlokasi sekitar 7 km dari jalan raya Medan – Brastagi. Di desa Raja Berneh ditemukan pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk atau Hot Spring

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×