Bila berada pada suatu ketinggian, tiba - tiba mendengar suara musik, suara azan, suara deru motor, atau melihat cahaya lampu yang seolah - olah jaraknya tidak jauh, apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi seperti itu hanya tipuan pada pendengaran dan penglihatan, ketika kondisi fisik sudah melemah dan mental menurun.
Oleh karena itu, timbul keinginan untuk secepatnya menuju kearah datangnya suara atau sinar tadi. Tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur yang mengakibatkan terjebak pada situasi medan yang menyesatkan.
Jangan coba - coba melakukan jalan pintas atau potong kompas kalau tidak tahu tehniknya, apalagi bila tidak membawa peta dan kompas.
Perjalanan yang menyesatkan bisa juga karena mengikuti aliran sungai. Memang betul aliran sungai dari gunung aka mengalir kedataran rendah, mungkin juga melintasi sebuah perkampungan penduduk.
Tapi harus diingat bahwa aliran sungai umumnya memiliki jeram atau air terjun yang dapat menyulitakan bahkan menyesatkan.
Bila kita sudah menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama harus kita lakukan adalah jangan panik!! lebih baik berhenti dan istirahat dulu ( minum air, makan sepotong coklat )
Sambil memberi tanda lokasi istirahat dengan tanda yang mencolok / mudah diingat, seperti: mengikat batang / ranting perdu, mematahkan beberapa ranting pohon / perdu, mengikat serumpun alang - alang, dan lakukan pengamatan medan sekitar.
Dari lokasi istirahat yang telah diberi tanda jejak tadi, cobalah berjalan kearah empat penjuru mata angin selama 15 - 20 menit.
Bila belum ditemukan jalur resmi pada satu arah mata aingin setelah berjalan 15 - 20 menit, berilah tanda jejak pada lokasi tersebut.
Kemudian kembali kelokasi semula yang telah diberi tanda jejak ( lokasi istirahat ). Demikian selanjutnya, pada arah mata angin yang lain bila jalur resmi belum ditemukan.
Jarak dan waktu tempuh mencari jalur resmi bisa diperpanjang asalkan tidak lupa memberikan tanda - tanda jejak pada kawasan yang pernah dilewati.
Bila tidak cukup waktu atau hari sudah menjelang sore, sebaiknya mulai mendirikan tenda kalau tidak ada dirikanlah shelter alam ( bivak ), jangan memaksakan diri melakukan pencarian jalur resmi dimalam hari, lebih baik digunakan untuk istirahat dan menambah kalori dengan makan dan minum. Baru keesokan harinya bisa dilanjutkan pencarian jalurnya.
Terkadang ada jalur yang tertutup semak belukar, alang-alang, dan pohon tumbang, karena jarang dilewati pendaki.
Bila pencarian jalur resmi dilakukan dengan sabar dan tidak panik, percaya diri serta kal sehat, cepat atau lambat akan dapat ditemukan.
Kalau tersesat sebaiknya kita tenang dan ingat rumus : STOP
S = Stop/Seating:
Berhentilah dan beristirahat dengan santai, dan berusahalah untuk tidak panik, segera hilangkan kepanikan ( kalau emang sudah panik ). Kalau perlu makan coklat dulu biar tenang......
T = Thinking:
Berpikir secara jernih ( logik ) dalam situasi yang sedang dihadapi.
O = Observation:
Lakukan pengamatan/observasi medan disekitar kita, kemudian tentukan arah dan tanda - tanda alam yang dapat kita mamfaatkan atau yang harus kita hindari.
P = Planning:
Buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila kita sudah memutuskan sesuatu yang akan kita lakukan.
ARTIKEL TERKAIT:
Pengetahuan
- Manfaat Bagi Yang Suka Naik Gunung
- Stop Sampah Dan Vandalisme Di Gunung
- Mengenal Bunga Edelweiss Lebih Jauh
- Cara Mencuci Dan Merawat Jaket Gunung
- 5 Gunung Dengan Jalur Tersulit Di Indonesia
- 7 Puncak Gunung Tertinggi Di Jawa Tengah
- 8 Fakta Gunung - Gunung Di Sumatera Barat
- 7 Gunung Tertinggi Di Jawa Barat
- 5 Mitos Seru Di Gunung Lawu
- Fakta Menarik Tentang Gunung Rinjani
- Fakta Tentang Gunung Bawakaraeng
- Inilah Fakta Tentang Gunung Semeru
- Tips Membuat Bivak
- 5 Gunung Yang Berselimut Mistis
- Tips Tidur Nyenyak Dalam Tenda
- Pastikan 5 Hal Ini Sebelum Mendaki Rinjani
- Tips Memakai Tabir Surya Bagi Pendaki Gunung
- Tips Mendaki Gunung Dalam Hening
- Inilah Tehnik Aklimatisasi Yang Baik
- Tips Sebelum Mendaki Gunung
- Mengenal Gejala Acute Mountain Sickness
- 5 Gunung Tertinggi Di Dunia
- Himalaya Untuk 5 Negara
- Hindari Sambaran Petir Saat Mendaki Gunung
- Fontus, Botol Ajaib Untuk Pendaki