Jika sudah sampai di sana dalam keadaan cuaca cerah, akan terlihat empat gunung di sekitarnya, yakni, Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro.
Dan juga tak lupa, kemegahan candi Borobudur akan terpampang jelas. Pemandangan pegunungan menoreh yang berada di sekeliling Suroloyo menjadi nilai tambah keindahannya.
Keindahan panorama ini telah didukung dibangunnya tiga buah pendopo yang memberikan kenyamanan tersendiri.
Dari sini pula kita bisa menikmati indahnya Sunrise dan Sunset yang sangat menawan, jika cuaca sedang cerah.
Selain itu Suroloyo tidak terlepas dari cerita bahwa tempat inilah yang digunakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo untuk bertapa, yang menghasilkan wangit bahwa dia akan memerintah tanah jawa.
Puncak ini diyakini sebagai kiblat pancering bumi ( pusat dari empat penjuru ) di tanah Jawa. Masyarakat setempat percaya bahwa puncak ini adalah pertemuan dua garis yang ditarik dari utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa.
Pada Malam Satu Suro ( 1 Muharam ) kawasan ini sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Selaion itu ada pula tempat - tempat lain di kawasan Suroloyo yang tidak lepas dari mitos pula. Sebutlah misalnya Pertapaan Mintorogo, dalam cerita pewayangan pertapaan Mintaraga merupakan tempat bertapa Janaka yang memperoleh senjata berupa panah yang dipergunakan pada Perang Bharatayuda mengalahkan Raja Newatakawaca.
Nama Mintorogo diambil dari Kyai Ajar Mintorogo, dari segi harfiah Mintorogo sendiri berarti kehidupan yang sederhana dan bersahaja.
Ada pula kawasan Suroloyo yang disebut dengan Sendang Kadewatan dan Sendang Kawidodaren merupakan tempat mandi para Para dewa dan Bidadari.Ada lagi Enceh Suci yang merupakan padasan yang konon merupakan bekas masjid.
JALUR MENUJU PUNCAK SUROLOYO
Untuk sampai ke Puncak Suroloyo pengunjung harus membawa kendaraan sendiri karena tidak ada angkutan umum sampai disana.
Perjalanan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan empat. dan yang utama adalah kehati - hatian, karena jalan menuju kesana penuh dengan tikungan tajam dan menanjak. Selain itu ruas jalan cukup sempit untuk dilalui lebih dari satu kendaraan.
Di kiri dan kanan jurang yang dalam, walau tertutup pohon namun cukup membahayakan. Dari Yogyakarta bisa menempuh Rute Jl.Godean — Kenteng — Nanggulan — Kalibawang – Suroloyo .
Jika anda datang dari arah Semarang / Magelang bisa melalui Rute Magelang — Muntilan — Jl Wates — Kalibawang — Suroloyo.
Ada lagi rute alternatif yang bisa ditempuh melalui Borobudur. Akan tetapi hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. dari Borobudur ke arah selatan searah dengan Hotel Amanjiwo.
Sampai terminal kita harus meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki, karena tidak ada jalan menuju Puncak Suroloyo selain jalan setapak.
Rute pertama lebih baik dipilih karena akan membawa anda lebih cepat sampai. Tentu anda mesti berada dalam kondisi fisik prima, demikian juga kendaraan yang mesti berisi bahan bakar penuh serta bila perlu membawa ban cadangan.
Setelah berjalan kurang lebih 40 km, anda akan menemui papan penunjuk ke arah Sendang Sono. Anda bisa berbelok ke kiri untuk menuju Puncak Suroloyo, namun disarankan anda berjalan terus dahulu sejauh 500 meter hingga menemui pertigaan kecil dan berbelok ke kiri karena jalannya lebih halus. Dari situ, anda masih harus menanjak lagi sejauh 15 km untuk menuju Puncak Suroloyo.
Sebuah perjalanan yang melelahkan memang, namun terbayar dengan keindahan pemandangan yang dapat dilihat.
Pertanda Anda telah sampai di bukit Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan istilah pertapaan, yang masing - masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran.
Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 - 600.
Jadi silahkan berkunjung Ke puncak bukit Suroloyo, pasti akan menemui keindahan alam yang masih terjaga rapi dan megah.
ARTIKEL TERKAIT: