Daerah Cemoro Tunggal merupakan batas vegetasi, selepas cemoro tunggal pendaki akan disuguhkan oleh medan berpasir yang cukup menyulitkan pendakian karena labilnya pasir dan bebatuan yang dapat dengan mudah merosot kebawah.
Bagi pendaki, pohon ini merupakan tanda petunjuk bagi pendaki yang hendak turun dan naik ke puncak Mahameru.
Beberapa waktu yang lalu pohon ini rubuh karena longsor yang disebabkan oleh Badai dan luapan lahar dingin kirirman dari Jonggring Saloka , selain rubuhnya cemoro tunggal banyak tanda penunjuk arah yang rusak.
Hal ini tentunya sangat menyulitkan pendaki yang hendak turun dari puncak menuju Arcopodo. Sebelum pohon ini tumbang dulunya pohon ini sering dijadikan tempat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kepuncak namun sekarang pohon ini sudah tumbang.
Cemoro Tunggal sekarang sudah tumbang, jadi untuk yang ingin mendaki puncak Mahameru mesti hati - hati dalam mencari patokan.
Sekarang ini untuk patokan turun dari puncak Mahameru pendaki saat turun bisa mengambil patokan gunung Kepolo, letaknya sebelah kiri dari jalur.
Cemoro Tunggal kini menjadi kenangan bagi para pendaki dan pecinta Semeru.
ARTIKEL TERKAIT: