Juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, marah dengan pihak - pihak yang menghubungkan kerusuhan di Tunisia dan Mesir akan melanda Indonesia. Sebelumnya, Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan bahwa kerusuhan di Mesir bisa terjadi di Indonesia jika institusi negara yang seharusnya melindungi rakyat namun tidak menjadi pelita bagi rakyat. Beberapa waktu lalu, hal senada juga disampaikan oleh anggota Komisi I DPR Tanthowi Yahya. Menurut Tanthowi, dimanapun, kalau rezim penguasa menindas rakyat, maka perlawanan akan mencuat.
" Saya katakan, tolong catat dengan tebal. Sultan, Tanthowi itu ( maaf ) goblog, " kata Ruhut.
Menurut Ruhut, kondisi sosial politik di Tunisia dan Mesir sangat berbeda dengan Indonesia. Katanya, Tunisia dan Mesir dipimpin oleh rezim diktator, persis seperti Indonesia ketika dipimpin oleh rezim Soeharto. Sedangkan Indonesia kini, masih kata Ruhut, merupakan negara demokrasi terbesar di dunia. Selain itu, kedua negara di Afrika itu menjadikan kekuasaan sebagai panglima, sedangkan di Indonesia kekusaan berada di dalam payung hukum. " Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya," kata Ruhut.
Ruhut Sitompul pun menantang Sultan Hamengku Buwono X dan Tanthowi untuk memprediksi politik masa depan Indonesia. Dia berani bertaruh bahwa SBY tidak akan goyah sebab didukung oleh 63 persen rakyat Indonesia. " Kalau SBY jatuh, potong leher saya. Kalau SBY tidak goyang, saya tantang si Sultan dan si Tanthowi untuk potong leher mereka," demikian Ruhut.
Tantangan anjingnya Partai Demokrat piaraannya SBY seolah yakin. Yakin kau?
Source: Rakyat Merdeka
ARTIKEL TERKAIT: