Blusukkan atau jalan - jalan menyusuri lorong kampung menjadi atraksi wisata andalan di Dipowinatan. Seorang warga yang berperan sebagai guide akan menemani wisatawan untuk keliling kampung melihat kehidupan sehari - hari keluarga Jawa Yogyakarta atau Jogjakarta.
Anda akan diajak mampir ke rumah salah satu keluarga Jawa di mana Anda diwajibkan untuk memakai busana adat Jawa, bercakap - cakap tentang Jawa, dan menikmati jamuan khas Jawa lengkap dengan jajanan pasarnya. Berada dalam satu paket wisata Blusukkan Dipowinatan, Anda akan diajak mengunjungi Dalem Joyodipuran yang mana menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Jong Java di tahun 1928 dan juga sebagai tempat penyelenggaraan Kongres Perempuan pertama.
Suasana Yogyakarta tempo dulu memang terasa kental di kampung ini. Bangunan tua yang lestari dan terawat apik, rumah - rumah warga yang penuh pohon rindang, dan kemungkinan untuk mengikuti aktivitas warga sehari - hari seperti menimba air di sumur serta memasak dengan kayu bakar, menjadikan Dipowinatan sebagai kampung yang memang lebih menarik dilongok bagi wisatawan asing daripada wisatawan domestik.
Wisatawan asal Eropa Timur, terutama dari Republik Ceko, paling banyak berkunjung ke Dipowinatan. Asal mulanya, ada warga Dipowinatan yang lama tinggal di Ceko dan kemudian pulang kampung ke Dipowinatan. Setiap ada warga Ceko berkunjung ke Indonesia, diajaklah tamu dari luar negeri itu untuk mampir ke Dipowinatan.
Tersebar dari mulut ke mulut tentang keramahan dan suasana Kampung Dipowinatan. Hal itu membuat Dipowinatan begitu terkenal di mata wisatawan asal Ceko. Saking terkenalnya dan sering dikunjungi oleh wisatawan dari negera ini, didirikanlah Czech House di Dipowinatan. Pada 2006, diresmikanlah Dipowinatan sebagai kampung wisata oleh pemerintah kota.
Dipowinatan kemudian sering disebut sebagai Dipowisata atau sesekali juga dipelesetkan jadi Dipowiceko. Wali Kota Yogyakarta telah bertekad menjadikan Yogyakarta sebagai Karlovy Vary - nya Indonesia.
ARTIKEL TERKAIT: