Gunung Guntur

Gunung Guntur yang berketinggian 2.249 mdpl di bagian puncaknya terdapat kerucut - kerucut tua bekas titik erupsi yang merupakan satu kelompok besar Gunung Guntur. Dari kelompok besar Gunung Guntur ini nampak dua buah kaldera, yakni kaldera Pangkalan di sebelah barat dan kaldera Gandapura di sebelah timur.

Gunung Guntur

Dengan terbentuknya kedua kaldera itu maka terbentuk pula rekahan - rekahan yang memanjang dimana kemudian muncul kerucut - kerucut gunungapi, diantaranya Gunung Gajah, Gunung Gandapura, Gunung Agung, Gunung Picung dan Gunung Batususun.

Deretan gunung api yang lebih muda adalah Gunung Masigit, Gunung Sangiang Buruan, Gunung Parupuyan Gunung Kabuyutan dan Gunung Guntur yang merupakan gunung api termuda dan paling aktif sampai sekarang.  

Gunung Putri yang terletak agak jauh diselatannya mungkin merupakan salah satu kerucut parasit dari kelompok Gunung Guntur ini.

Komplek Gunung Guntur ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran tinggi Leles, sedangkan di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan dataran tinggi Garut dan di sebelah baratnya berbatasan dengan Gunung Kunci, Sanggar, Rakutak dan Kawah Kamojang.

Morfologi komplek Gunung Guntur mempunyai kemiringan yang sangat bervariasi antara 20 sampai 75 derajad. Kemiringan landai umumnya terdapat di daerah pemukiman, seperti Kota Garut, Kadung Ora, Leles, Tarogong dan Cipanas.

Gunung Guntur

Sedang kemiringan yang terjal terdapat di sekitar puncak Gunung Guntur. Tubuh Gunung Guntur dibangun oleh hasil erupsi eksplosif dan efusif.

Hasil erupsi Gunung Guntur sebagian besar berupa aliran lava bongkah masih segar dan saling menindih. Lava yang termuda ( hasil erupsi tahun 1840 ) mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah Cipanas ( sekitar 300 meter sebelah utara lokasi wisata pemandian Cipanas ), dimana ujungnya membentuk morfologi tapal kuda.

Aliran Piroklastika tersebar di sebelah tenggara Kawah Gunung Guntur dan sebagian tertutupi oleh aliran - aliran lava Guntur yang lebih muda.

Aliran piroklastika Guntur ada 3 (tiga) jenis, pertama adalah yang tersusun atas blok - blok lava dengan matruk pasir kasar coklat kekuningan, singkapan endapan ini bisa dijumpai di sekitar Kampung Pesantren. Jenis Kedua tersusun atas blok - blok lava dan bom vulkanik dengan matrik pasir kasar dan bersifat kurang padu.

Sedangkan yang termuda tersusun atas fragmen lava basaltis dan andesitis serta bom vulkanik dengan struktur kerak roti berwarna abu kehitaman.

Aliran piroklastika ini memperlihatkan pola sebaran berbentuk kipas dari Puncak Guntur ke arah tenggara. Endapan Jatuhan Piroklastika sebagian besar terkonsentrasi di sekitar puncak Gunung Guntur dan menyebar ke arah utara dan tenggara.

Endapan tersusun atas Skoria dan litik basaltis berwarna hitam, berukuran halus sampai kasar, berlapis baik dengan ketebalan berkisar antara 4 - 34 cm.

Gunung Guntur

Dari Kota Garut naik kendaraan umum ke Cipanas, 6 Km arah barat laut. Di Cipanas banyak terdapat kolam air panas. Sekitar 3 km dari Cipanas melintasi jalan yang mendaki ke arah puncak Gunung Guntur terdapat air terjun Citiis.

Dari lokasi air terjun ini pendaki dapat melanjutkan pendakian ke puncak gunung Guntur selama sekitar 4 jam. Sebaiknya pendakian dilakukan sekitar pukul 5 pagi, tujuannya agar dapat menikmati pemandangan yang sangat indah selama berada di puncak gunung. source

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×