Gunung tidak berharap kita datang, tetapi kita mau sibuk dan repot untuk datang hingga puncak serta menikmati keindahannya. Bila begitu, gunung tidak berhak kita kotori bukan?
Mungkin tulisan berikut ini tentang bersih gunung ala Rinjani bisa menjadi inspirasi bagi para pendaki maupun para penjaga pos di kaki gunung, terutama gunung - gunung di Indonesia.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan kawasan Gunung Rinjani dari sampah yang ditinggalkan para pendaki,
Rinjani Trek Management Board ( RTMB ) memberlakukan imbal beli kepada para porter yang turun dari pendakian. Per kilogram sampah dihargai Rp 25 ribu. Sampah ini kemudian dijual lagi ke pengepul sampah.
Kebijakan membeli sampah yang berasal dari pendaki ini dilakukan sejak 1 April 2012 lalu, sewaktu musim pendakian dibuka kembali setelah tiga bulan sebelumnya ditutup karena musim hujan.
Saat ini, telah terkumpul sekitar 800 kilogram sampah plastik, kaleng, dan bungkusan lainnya, yang selama ini ditinggalkan di atas gunung.
Sekretaris RTMB Budi Karyawan berharap, pembelian sampah tersebut bisa membersihkan lingkungan Gunung Rinjani. "Ternyata cukup banyak yang diangkut turun," kata Budi.
Berdasarkan pengakuan porter yang turun, sampah - sampah tersebut di antaranya dibongkar dari timbunan tanah sebagai pembuangan yang dilakukan sebelumnya.
Untuk membayar harga sampah yang diturunkan porter tersebut, digunakan dana masuk kawasan Rinjani yang dipungut dari pendaki.
Karcis masuk pendaki asing Rp 150 ribu dan pendaki lokal Rp 10 ribu. Dari Rp 150 ribu yang dibayarkan orang asing, Rp 20 ribu disetor sebagai pendapatan negara bukan pajak ( PNBP ) dan selebihnya menjadi dana RTMB. Sementara dari pendaki lokal, Rp 2.500 sebagai PNBP dan Rp 7.500 untuk RTMB.
Kebijakan membeli sampah di Gunung Rinjani itu dilakukan karena sampah yang diuruk tanah di atas gunung tersebut sulit terurai.
"Walaupun pendaki belum sadar untuk membawa pulang, cara membeli sampah dari porter cukup efektif dan gunung menjadi bersih," ujar Budi.
Saat ini, di dua pintu masuk pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur dan Senaru di Kabupaten Lombok Utara, terdapat masing - masing 100 porter yang sudah memperoleh pelatihan layanan mendaki.
Mereka ini memperoleh jasa pendakian sehari Rp 125 ribu. Paket pendakian adalah dua malam tiga hari atau tiga malam empat hari.
Adapun pendakian mulai 1 April 2012 lalu, yang melalui Senaru, Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 770 orang kebanyakan berasal dari Prancis - Eropa.
Sedangkan pendaki lokal hanya 60 orang. Adapun pendakian melalui Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, sebanyak 532 orang asing dan 234 orang lokal.
Porter dan penjaga Bumi Rinjani |
Mereka ini tergabung dalam Koperasi Citra Wisata di Desa Senaru, Lombok Barat, dan Koperasi Wisata Sinar Rinjani di Sembalun, Lombok Timur.
Keterlibatan masyarakat dalam usaha wisata pendakian tersebut untuk ikut mendapatkan keuntungan dari hasil aktivitas pariwisata.
Menurut Manajer Rinjani Trek Centre, Asmuni, wisata pendakian Gunung Rinjani dikelola secara kemitraan. "Koperasi ini yang mengkoordinasikan," ujar Asmuni.
Gunung Rinjani ( +3.726 meter ) adalah gunung api tertinggi kedua di Indonesia. Juga salah satu dari tiga gunung api di Nusa Tenggara Barat yang terletak di Pulau Lombok.
Setiap tahun, wisatawan yang melakukan pendakian sekitar 10 ribu orang, yang 60 persennya adalah pendaki Nusantara dan selebihnya pendaki asing.
Gunung api ini memiliki beragam potensi geowisata, seperti panorama kaldera, danau, puncak, kawah, air terjun, mata air panas, gua susu, sejarah letusan, lubang letusan, dan aliran lava baru.
ARTIKEL TERKAIT: