![]() |
Si anjing setia Capitan, dengan Damian dan Veronica Guzman, pemiliknya |
Guzman membawa Capitan sebagai hadiah bagi Damian, putranya yang berumur 13 tahun, pada 2005. Sayangnya, Guzman meninggal pada Maret tahun berikutnya. Seusai pemakaman, keluarga itu tidak lagi mendapati Capitan di rumah mereka.
Veronica, istri mendiang Guzman, mengatakan, "Kami mencari dia ( Capitan ) ke mana - mana, tapi dia hilang begitu saja. Kami mengira dia tertabrak dan mati."
"Pada hari Minggu berikutnya, kami mengunjungi makam ( Miguel Guzman ) dan Damian mengenali anjing peliharaannya itu. Capitan mendatangi kami, menggonggong dan melolong, seperti menangis," tutur Veronica.
Menurut Veronica, mereka tidak pernah membawa Capitan ke makam. Jadi, mereka bingung bagaimana anjing itu berhasil menemukan makam tuannya.
"Kami ke makam lagi pada Minggu berikutnya dan dia ada di sana lagi. Kali ini dia ikut kami pulang dan sempat tinggal di rumah selama beberapa saat, tapi kembali lagi ke makam waktu hari mulai gelap," papar Veronica.
"Menurut saya, dia tidak ingin meninggalkan Miguel sendirian di makam."
Direktur tempat pemakaman umum itu, Hector Baccega, mengaku ingat sekali hari ketika melihat anjing itu untuk kali pertama.
"Suatu hari dia muncul, sendirian, dan menjelajah area pemakaman sampai dia menemukan makam tuannya," kenang Baccega.
"Selama siang hari dia kadang - kadang berjalan di sekeliling pemakaman, tapi selalu kembali ke makam itu. Dan setiap hari, pada pukul enam sore, dia berbaring di atas makam itu dan tetap di situ sepanjang malam."
Menurut Baccega, para pegawai di Villa Carlos Paz, Argentina tengah, memberi makan dan memelihara Capitan.
Damian, putra Miguel Guzman, mengatakan, "Saya beberapa kali membawa Capitan pulang, tapi dia selalu kembali ke makam. Saya rasa dia akan terus berada di sana sampai mati. Dia menjagai Ayah."
Capitan mengingatkan pada kisah Hachiko, seekor anjing yang menunggu kedatangan tuannya di sebuah stasiun kereta api di Jepang setiap hari selama sembilan tahun sejak Mei 1925, setelah Hidesaburo Ueno, tuannya, meninggal di tempat kerja. source www.verart.de
ARTIKEL TERKAIT:
Inspirasi
- Ternyata Air Lebih Mahal Dari Emas
- Rindu Gunung Yang Dulu...
- Pendaki Era 90 an, Penuh Perjuangan
- Jangan Salah Pilih Teman Pendakian Gunungmu!
- Norman Edwin Quotes
- Tips Seru Petualangan Dengan Anak
- Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung
- Ingin Sahabat Sejati? Carilah Di Hutan Belantara
- Berilah 'Kelas Alam' Bagi Si Kecil
- 10 Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Menggetarkan Hati
- Romantisnya Mendaki Gunung Dengan Pasangan
- Mengharukan: Demi Anak, Seorang Ayah Jual Pena
- 70 Kali Dalam Sehari Maut Dekat Dengan Manusia
- Menikmati Pemandangan Alam Adalah Hak Kita, Tapi....
- Mendaki Gunung Tidak Akan Merubah Apapun!
- Inilah Masjid Portable Yang Pertama Di Indonesia
- Tips Berwudhu Di Alam Bebas
- Tips Packing Yang Tepat Untuk Mendaki Gunung
- Modal Utama Pendakian Gunung: Niat Belajar Dari Alam
- Menjadi Pendaki Yang Cerdas
- Gunung, Racun Yang Menyembuhkan!
- Sang Pemberani Yang Masuk Dalam Kawah Merapi
- Jatuh Cinta Paling Indah Itu Di Puncak Gunung
- Izinkanlah Aku Mendaki Gunung, Sekali Ini
- Dari Gunung Untuk Para Pendakinya