'Stop' Dalam Pendakian Gunung

Dalam beberapa berita, sering kita mendengar atau membaca tentang banyaknya musibah dalam kegiatan pendakian gunung. Salah satu sebab mengapa hal itu terjadi adalah penggunaaan jalur pendakian. Kita tahu bahwa gunung - gunung yang biasa di daki telah tersedia jalur pendakian resmi yang memudahkan para pendaki untuk menggapai puncak.

www.belantaraindonesia.org

Apabila pendaki berjalan diluar jalur yang ada, dipastikan akan tersesat dan kemungkinan kecelakaan digunung akan semakin besar. Banyak foktor lain selain tersesat yang dapat mengakibatkan kecelakaan di gunung.

Kondisi darurat seperti tersesat atau kondisi darurat lain dalam suatu perjalanan pendakian sangat lumrah. Keadaan itu sangat dipengaruhi oleh cuaca yang labil di pegunungan dan sangat tidak dianjurkan untuk melawannya.

Tetapi bukan berarti kita diam saja, untuk mengatasi situasi buruk tersebut ada berbagai cara, untuk memudahkan kita untuk mengingatnya dipakailah istilah STOP. Jika kita artikan langsung dalam Bahasa Indonesia berarti 'menghentikan segala aktivitas'.

Dalam keadaan darurat kata ini dapat memiliki arti yang lebih luas, dan dapat menyelamatkan kita dari mimpi buruk yang tidak ingin kita alami.

'STOP' jika kita urai kata tersebut merupakan kependekan dari 'Stop - Thinking - Observe - Planning'. Masing - masing dari kata tersebut memiliki arti dan makna sendiri - sendiri.

Stop Berarti Berhenti. 
Hentikan perjalanan anda jika cuaca buruk datang dengan tiba - tiba, atau hentikan kegiatan Anda jika situasi tiba - tiba memburuk dan dapat membahayakan peserta. Memaksakan diri atau team untuk melanjutkan perjalanan dalam keadaan kabut tebal dan hujan deras atau tiupan angin kencang sangat beresiko.

Pada keadaan tersebut jarak pandang kita berkurang terhalang pekatnya kabut, tenaga kita juga terkuras banyak untuk menahan dingin belum lagi beban bertambah berat akibat pakaian basah. Kemungkinan yang dapat terjadi adalah nyasar atau terjatuh ke jurang. Berhenti adalah suatu pilihan yang tepat. Carilah tempat berlindung, istirahatkan semua peserta simpan tenaga hingga cuaca normal kembali.

Thinking Berarti Berpikir. 
Tanpa disadari kondisi darurat menyebabkan kita panik dan sembrono, mengambil keputusan tanpa pemikiran matang dapat beresiko melakukan kesalahan. Dalam keadaan 'STOP' kita harus dapat menjaga konsentrasi dan ketenangan pikiran, tenangkan teman - teman dalam kelompok dan ajak mereka untuk berdiskusi.

Ketenangan dalam berpikir akan menghasilkan banyak alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi, dan langkah - langkah yang diambil dari berdiskusi dengan tenang akan lebih matang dan tepat. Berpikir sangat penting, namun keadaan tenang dalam berpikir akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Berdiskusi dengan tenang akan menghasilkan keputusan dengan lebih tepat.

Observe Berarti Mengamati.
Yang harus diamati dapat bersifat internal maupun eksternal. Mengamati kondisi pendaki atau peserta merupakan bagian dari internal, kondisi fisik yang berbeda dari tiap peserta menuntut perlakuan yang berbeda pula.

Kondisi yang sangat ekstrim seperti cuaca dingin dapat menurunkan stamina sangat cepat, terutama jika perut kosong. Berikan perhatian lebih pada peserta yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, dan ajaklah peserta yang lebih kuat untuk turut membantu temannya yang lebih membutuhkan.

Hal itu akan menimbulkan semangat baru bagi team untuk tetap bertahan, dan jika ada peserta yang sakit dapat diketahui dengan cepat dan diambil tindakan dengan segera. Pengamatan dalam aspek eksternal yaitu dengan memeriksa keadaan logistik yang tersedia dan perlengkapan penunjang lainnya. Hal lain yang wajib diamati adalah kondisi lingkungan.

Pengetahuan tentang jenis - jenis tanaman yang dapat dikonsumsi sangat membantu dalam keadaan ini. Banyaknya korban tewas dalam keadaan tersasar adalah akibat kekurangan bahan makanan yang sebenarnya terdapat disekelilingnya.

Patokan sederhana untuk menentukan tumbuhan yang dapat dikonsumsi adalah :
Permukaan Daun atau Batang yang tidak berbulu atau berduri. 
• Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat. 
• Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada kulit atau bibir. 
• Tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat, dapat dicoba di ujung lidah. 

Pengamatan eksternal berikutnya adalah sumber air. Hal utama yang dicari saat kita ingin mendirikan camp adalah sumber air, camp tidak harus berada didekat sumber air tetapi pengetahuan kita tentang letak sumber air itu lebih penting.

Sumber air dapat berupa menampung air hujan, pada akar rotan yang menggantung, menggali dari dalam tanah, pada tumbuhan yang berongga pada embun di atas daun, atau dengan memaksa pengembunan dengan cara membungkus ujung daun atau bunga dengan plastik.

Tentunya akan lebih baik jika sumber air itu berupa sungai yang bersih. Dengan melakukan pengamatan yang seksama akan memudahkan kita untuk bertahan dan membantu dalam menentukan langkah berikutnya.

Planning Berarti Merencanakan. 
Mulailah merencanakan tindakan berikutnya, berdasarkan pengetahuan tentang kondisi peserta, lingkungan dan cadangan logistik. Rencanakan segala sesuatunya dengan ketenangan dan konsentrasi saat berpikir. Siapkan team dan peralatan, dan menggunakannya dengan efisien, terkoordinasi.

Jangan perlakukan kondisi cuaca dan alam yang buruk dengan cara yang buruk pula. Persiapkan segala sesuatunya, jangan meremehkan situasi. Gunakan alam dan sekitarnya sebagai partner bukan musuh. src

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×