Demikian pula tentang sejarah nama Dayak Pass di Carstenz Pyramid, gunung tertinggi di Indonesia di tanah Papua.
Carstenz Pyramid merupakan puncak tertinggi dari pegunungan Jayawijaya yang terdapat di tanah Papua.
Puncak ini pertama kali di temukan oleh Jan Carstenz, ketika pelayarannya dia melihat sebuah puncak gunung yang tertutup oleh lapisan putih yang diduga adalah lapisan salju.
Awalnya pendapat Jan Carstenz tidak diterima oleh para peneliti dan petualang barat, hal ini dikarenakan Papua yang terletak di daerah tropis sangat kecil kemungkinan untuk terbentuknya lapisan es.
Baru pada tahun 1913 perkataan Jan Carstenz dibuktikan oleh seorang Naturalist asal Inggris A F R Wollaston berhasil mencapai hidung glasier di sisi Selatan Carstenz setelah melalui perjalanan melelahkan melewati hutan di pesisir selatan Papua. Ia membutuhkan 92 hari untuk mencapai 50 km terakhir.
Kegagalan demi kegagalan terus dialami dalam pencapaian puncak Carstenz, akhirnya seoarang pendaki berkebangsaan Austria H. Herrer bersama beberapa rekannya berhasil mencapai puncak tertinggi di kawasan Oceania ini, Carstenz akhirnya berhasil di jelajahi.
Tetapi dibalik gemilangnya keberhasilan pendakian Carstenz Pyramid, hanya sedikit orang yang mengetahui sebuah kenyataan bahwa peran Suku Dayak sebagai kaum perintis sangat vital.
Suku asli Kalimantan ini adalah orang - orang yang diberi karunia dan anugerah oleh Sang Pencipta sebagai kaum - kaum yang memiliki tenaga kuat dan tahan terhadap siksaan alam.
Mereka juga terkenal sebagai kaum perintis sungai, dengan pakaian seadanya mereka berhasil menghantarkan H. Herrer dan rekan - rekannya menuju puncak Carstenz.
Penghargaan yang diberikan atas besarnya jasa Suku Dayak dalam pendakian Carstenz Pyramid ditandai dengan menamai salah satu jalur pendakiannya yaitu Dayak Pass. Sebuah jalur untuk mereka yang pemberani.
ARTIKEL TERKAIT:
