Bukti keperkasaan Sherpa yang cukup melegenda adalah Tenzing Norgay, seorang Sherpa yang mengantarkan Sir Edmund Hillary menjadi pendaki pertama yang menjejakkan kaki di puncak Everest. Diyakini, Tenzing dan para Sherpa mengalami adaptasi genetik untuk tinggal di pegunungan.
Berbagai penelitian untuk menelisik gen para Sherpa telah banyak dilakukan dan hasilnya pun banyak didiskusikan. Namun hingga sekarang, belum ada yang melakukan penelitian pada mitokondria, sumber tenaga yang menghidupi sel - sel di dalam tubuh Sherpa.
Ibarat baterai, mitokondria memberikan 90 persen suplai tenaga bagi sel - sel tubuh dan menentukan kebuharan sistem pernapasan. Mitokondria juga mengontrol laju metabolisme dan penggunaan oksigen.
Berbeda dengan genom DNA ( Deoxyribo Nucleic Acid ), genom mitokondria diwariskan secara unik hanya melalui ibu. Genom ini memiliki ukuran sangat kecil dan laju mutasi yang tinggi.
Seorang peneliti, Long Li Kang telah mengumpulkan genom mitokondria dari 76 Sherpa yang tinggal di Zhangmu, Tibet. Dari hasil pengamatan, didapatkan 2 mutasi yang spesifik hanya ditemukan pada populasi Sherpa.
Li Kang meyakini varian dari mutasi tersebut mulai didapatkan oleh para Sherpa sekitar 1.500 tahun lalu. Mitokondria yang bermutasi dan dinamakan A4e3a tersebut diyakini bertanggung jawab terhadap adaptasi pada lingkungan rendah oksigen atau hipoksia.
Mutasi ini ditemukan pada tahap entry enzyme dari kompleks respiratori mitokondria, yang menjelaskan pentingnya peran mitokondria bagi para Sherpa dalam beradaptasi. src
ARTIKEL TERKAIT: