Dari namanya saja sudah membuat bulu kuduk merinding dan hati penuh tanya, apa arti nama tersebut?
Sebelum melewati hutan, kita akan melewati alas Nggombes yang ditumbuhi berbagai tanaman yang merupakan makanan lutung jawa. Sehingga banyak dijumpai lutung jawa. Sedikit lembab karena memang masih agak lebat.
Setelah itu, baru memasuki kawasan Cemara Sewu atau Lali Jiwo yang medannya menanjak hingga vegetasi terakhir di pelawangan atau pertemuan jalur dari arah Purwosari, Pasuruan dan Lawang, Malang.
Selama menyusuri hutan Lali Jiwo, sebaiknya kita tidak berbuat macam - macam atau mempunyai niat jelek atau sombong.
Sebab, banyak pendaki tersesat atau hanya memutar ketika melewati kawasan ini. Konon, dinamakan Lali Jiwo karena para pendaki yang melamun atau tidak konsentrasi akan melewati jalur itu saja.
Dari pelawangan, medan terbuka berbatu cadas akan dilalui dengan tanjakan yang lumayan ekstrim hingga mencapai puncak.
Lebih satu jam menanjak terus. Sekira 50 meter dari puncak batu cadas tertata apik seperti membentuk anak tangga menuju puncak Ogal - Agil.
Aura keangkuhan Arjuno begitu terasa kala melihat batu besar di tepi jurang curam namun tak goyah atau terjatuh meski diterpa badai setiap saat. Bekas dupa dan aneka sesaji dari entah siapa banyak dijumpai di sela batu besar.
Di sebelah barat puncak Arjuno, setelah melewati dua bukit ada beberapa petilasan yang berupa batuan cadas membentuk seperti makam.
Di tempat inilah yang dikenal dengan sebutan pasar setan karena konon di tempat ini ramai seperti pasar ketika malam tertentu.
Beberapa pendaki langsung meluapkan kegembiraannya dengan berteriak atau berfoto di atas batuan yang berada di sekitar puncak.
Ada juga yang menikmatinya dengan tidur - tiduran, memasak perbekalan sebelum turun, dan canda tawa mereka melepaskan lelah setelah menempuh perjalanan jauh mendaki puncak.
Keangkuhan Arjuno yang membawa petaka para dewa di kahyangan dalam cerita pewayangan dapat kita ambil hikmahnya, terutama banyak kejadian pendaki yang hilang saat mendaki gunung yang konon dipercaya sebagai tempat bertapa Arjuno.
Dari puncak Arjuno, pemandangan indah memperlihatkan batuan cadas membentuk jurang curam menunjukkan kekokohan puncak Arjuno.
Di ujung timur pegunungan Tengger dan Semeru seolah menyapa pendaki. Di ujung selatan kita bisa melihat gugusan pegunungan Kawi, dan Anjasmoro. Puncak Gunung Welirang dan Penanggungan juga Nampak jelas dilihat dari Puncak Arjuno karena berdekatan.
Mengeksplorasi kawasan pegunungan Arjuno memang tak lengkap jika tidak melalui jalur Purwosari, sebab melewati jalur itu kita bisa menemui berbagai petilasan berupa candi, arca, makam, dan beberapa tempat sakral lainnya.
Sebut saja beberapa petilasan seperti petilasan Eyang Suktrem, Abiyasa, dan Eyang Sakri. Ada juga petilasan Eyang Semar yang terkenal angker.
Ada juga Makuratama yang dipercaya sebagai tempat bertapa Wisnu sehingga disebut juga Wahyu Makuratama.
Terdapat juga puncak sepilar yang di puncaknya terdapat arca Pandawa yang konon dipercaya sebagai tempat moksa para Pandawa. Sayangnya, kini tersisa tiga arca saja, sebab arca Nakula dan Sadewa hilang. src
ARTIKEL TERKAIT: