Sejumlah pejabat kolonial bersama masyarakat jawa berfoto memegang Harimau Jawa yang telah mati dibunuh. ( Tropen MuseumDody Handoko ) |
Didik Raharyono, peneliti Harimau Jawa yang tergabung di Peduli Karnivor Jawa ( PJK ) pada 1996 melakukan riset di beberapa lokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mereka menemukan jejak rambut Harimau Jawa. Hasil temuan mereka dipaparkan di website www.javantiger.or.id
Dari studi di sejumlah titik seperti Meru Betiri, Raung, Alas Purwo, Wilis, Wijen, Gunung Slamet dan tempat lain, diperkirakan masih ada antara 15 - 20 Harimau Jawa yang masih hidup.
Detil cakaran Harimau Jawa pada 1997 dalam buku "Berkawan Harimau Bersama Alam" karya Didik Raharyono. ( VIVA.co.id/Dody Handoko ) |
Dari studi - studi itu, berhasil diketahui bahwa Harimau Jawa tidak hanya di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur, karena mereka juga menemukan rambut Harimau Jawa di Jawa Tengah yang berjarak lebih dari 600 kilometer dari habitat terakhirnya. Akhirnya diambil kesimpulan bahwa habitat terakhir Harimau Jawa adalah Pulau Jawa, bukan hanya TN Meru Betiri.
Dalam Buku Berkawan Harimau Bersama Alam terbitan 2002, Didik membeberkan fakta - fakta tentang keberadaan Harimau Jawa.
Buku "Berkawan Harimau Bersama Alam"
terbitan 2002, karya Didik Raharyono. Buku ini mengulas keberadaan Harimau Jawa. ( VIVA.co.id/Dody Handoko ) |
“Tahun 1997, kami berhasil menemukan bekas indikasi kehidupan Harimau Jawa. Tepatnya November,” kata Didi seperti yang tertulis di dalam bukunya. Viva
ARTIKEL TERKAIT: