1. Pantang Menyerah
Kamu yang sering berpetualang pasti sudah tahu bahwa petualangan di alam bebas tidak selalu seru dan menyenangkan. Ada saja kejadian yang tidak diduga sebelumnya yang diluar keinginan dan rencanamu.
Selain itu, sebuah petualangan seringkali membutuhkan perjuangan keras sebelum bisa merasakan kenikmatannya. Contoh yang paling sederhana saja adalah mendaki gunung. Menyaksikan keindahan alam memang menyenangkan, tapi untuk bisa sampai ke puncak kamu membutuhkan perjuangan yang keras.
Halangan dan tantangan yang dihadapi selama berpetualang jangan dijadikan alasan untuk gampang menyerah. Justru dari inilah pengalaman berpetualangmu menjadi bertambah. Biasanya, semakin seru petualangan, maka rintangan yang harus kamu hadapi juga semakin besar.
Mudah menyerah dan gampang mengeluh sudah pasti bukan tanda dari seorang petualang sejati. Ingat petualangan selalu menuntut kita untuk memiliki mental baja, pantang mengeluh, apalagi sampai akhirnya menyerah.
2. Semua Orang Layak Dihargai
Jika kamu belum bisa menghargai semua orang yang kamu temui maka kamu belum layak disebut sebagai petualang sejati. Seorang petualang sejati tidak hanya menghargai rekan sesama petualang, tapi juga menghargai warga lokal di mana kamu berpetualang.
Petualangan ke destinasi yang baru sudah pasti akan membuatmu bertemu dengan orang-orang baru selama perjalanan. Tidak hanya bertemu dengan orang - orang yang belum kamu kenal sebelumnya, seringkali budaya mereka juga berbeda.
Berjumpa dengan warga lokal yang memiliki budaya yang berbeda seringkali harus kamu hadapi, terlebih jika kamu berpetualang ke destinasi yang benar - benar terpencil atau keluar negeri. Budaya yang berbeda dengan budaya kita wajib dihormati karena bagaimanapun kitalah yang menjadi pendatang bukan mereka.
Meremehkan warga lokal bukanlah tanda seorang petualang sejati. Seringkali budaya mereka yang tidak pernah mencicipi moderenisasi lebih bijak dibandingkan kita yang tinggal di wilayah perkotaan seperti Jakarta.
3. Vandalisme Itu Haram
Vandalisme, kebiasaan buruk yang dilakukan oleh beberapa oknum yang mengaku petualang dan pecinta alam sejati padahal justru dengan melakukan vandalisme inilah menandakan mereka belum layak disebut sebagai petualang sejati.
Banyak sekali lokasi yang menjadi korban vandalisme, seperti monumen, tugu sampai batu - batu alam yang sebenarnya tampak lebih indah dan mempesona tanpa coretan - coretan cat semprot atau spidol yang mereka lakukan.
Kalau kamu termasuk yang sering melakukan vandalisme, hentikan kebiasaan buruk tersebut saat ini juga. Petualang sejati adalah mereka yang mencintai lingkungan dan vandalisme yang jelas - jelas merusak lingkungan sudah pasti bukan dilakukan oleh para petualang sejati.
Buktikan eksistensimu cukup dengan mengupload video atau fotomu di akun sosial media yang saat ini sangat banyak sekali jumlahnya.
4. Haram Buang Sampah Sembarangan
Tampak sederhana tapi percayalah masih banyak mereka yang mengaku petualang sejati membuang sampah sembarangan. Lihat saja kawasan pegunungan yang sering didaki oleh mereka yang mengaku pecinta alam, sampah menggunung.
Pecinta alam atau petualang sejati mencintai alam dan membuang sampah sembarang bukan sikap seorang yang mencintai alamnya. Kamu yang hobi mendaki gunung pasti sudah tahu bahwa tidak ada petugas kebersihan di kawasan pegunungan dan itulah sebabnya jangan buang sampah sembarangan.
Saat mendaki, bawa kembali sampah yang kamu hasilkan selama pendakian. Setibanya di bawah baru kamu buang sampah - sampah tersebut di tempat sampah yang sudah disediakan. Pendaki sejati hanya meninggalkan jejak dan bukan meninggalkan tumpukan sampah.
Ayo mulai sekarang berusaha menjadi petualang sejati dengan tidak membuang sampah sembarangan saat berpetualang.
5. Tepat Waktu Itu Wajib
Ini juga banyak yang menganggapnya sepele padahal inilah yang menandakan apa kamu pantas menyandang predikat petualang sejati atau belum. Tidak cuma saat bekerja atau sekolah, tepat waktu juga wajib kita biasakan saat berpetualang.
Jika tidak, maka bisa fatal. Contoh paling sederhananya jika kita tidak tepat waktu adalah ketinggalan jadwal kereta, kapal laut, atau pesawat saat ingin menuju ke destinasi berpetualang maka tidak hanya akan kehilangan waktu berharga kamu juga harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli tiket pemberangkatan selanjutnya.
Tidak sulit untuk membiasakannya jika memang kamu berniat. Atur waktu sedemikan rupa agar petualanganmu tidak hanya terasa seru tapi juga nyaman. djarum super
ARTIKEL TERKAIT: