Puncak Everest, dimana langit rasanya mendekat. Seakan bisa teraih oleh tangan kosong karena berdiri di ketinggian 8.848 Mdpl. Melihat potret perjalanan 'meraih' puncak Everest kian membuat mimpi ini makin mendesak untuk direalisasikan.
Namun, tak hanya eksotisme dan cerita tentang perjalanan akbar yang begitu lekat dengan gunung yang ada di perbatasan Tibet dan Nepal ini. Tempat yang punya landscape fantastis ini pun menyimpan kisah tragis. Jadi salah satu gunung paling berbahaya untuk didaki, Everest pun lekat dengan sebutan kuburan raksasa.
Bukan tanpa alasan, di beberapa titik sepanjang jalur pendakian Everest, tubuh - tubuh pendaki yang meregang nyawa acap kali terlihat. Masih mengenakan pakaian terakhir, tertutup bendera negara asal, hingga tulang yang sudah menyatu dengan dinginnya salju.
Angin menelesak hingga ke tulang. Tak sekedar menghantarkan udara dingin, namun seakan hendak bercerita tentang kisah pilu yang dialami mereka yang bersemayam di kuburan raksasa.
George, orang pertama yang berusaha mencapai puncak Everest di tahun 1924. Putus komunikasi, tubuhnya baru ditemukan pada 1999. | via: imgur.com
Pendaki Everest yang tak diketahui namanya ini sudah begitu lama hingga tubuhnya terlihat seperti mumi. | via: imgur.com
Terlihat beberapa jenazah di tebing - tebing paling berbahaya di Everest. | via: imgur.com
Francys mendaki Everest bersama suaminya pada 1998. Terpisah, keduanya saling mencari. Namun, akhirnya meninggal di Everest. | via: imgur.com
Sebelum meninggal, ada dua pendaki yang bertemu dengan Francys, namun mereka tak bisa tetap bersamanya. Pada 2009, mereka berdua kembali membawa bendera, selimut bagi Francys. | via: imgur.com
Tsewang Plajor, tewas dipendakian menuju puncak Everest pada 1996 ketika badai salju hebat mendera. | via: imgur.com
Berhasil mencapai puncak pada 2012, Shriya Shah–Klorfine merayakan keberhasilanya selama 25 menit sebelum kehabisan oksigen. Jenazahnya ditemukan 300 meter dari puncak, terselimuti bendera Kanada. | via: imgur.com source
ARTIKEL TERKAIT: