Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai salah satu obyek wisata di Jawa Timur. Jadi belumlah lengkap rasanya bila kita berwisata ke Jawa Timur tanpa mengunjungi Gunung Bromo.
Salah satu andalan wisata dari Taman Nasional Gunung Bromo ini adalah hamparan laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2.392 m dari permukaan laut. Selain itu, dari puncak Bromo kita dapat menikmati dengan jelas keindahan matahari saat terbit hingga terbenamnya.
Gunung Bromo mempunyai kondisi udara yang masih segar dan dingin ( 5 - 8 derajat celcius) dengan pemandangan yang menawan. Sebelum naik ke Gunung Bromo kita tidak perlu khawatir kedinginan, karena selain jaket yang ( tentunya ) harus kita persiapkan, di sekitar hotel banyak dijumpai pedagang - pedagang syal dan kaos kaki. Harga untuk sepasang kaos kaki sekitar Rp 15.000.
Perjalanan menuju puncak Bromo terbilang berat karena sangat berdebu dan medan yang ditempuh tidak bisa dilalui kendaraan roda empat biasa, kecuali jip 4×4 yang disewakan oleh pengelola wisata. Maka tak heran jika berjalan kaki merupakan alternatif yang dipilih para wisatawan untuk menuju pusat lokasi. Lebih dari 200 anak tangga harus kita lalui untuk sampai di puncak Bromo, melelahkan memang, namun semuanya seolah terbayarkan lewat pemandangan alam yang luar biasa indah.
Mendekati puncak Bromo sudah tercium bau belerang. Ketika sampai di puncak, kita dapat melihat kawah Bromo yang masih aktif. Di dasar kawah terlihat warna keemasan belerang dan kepulan asap putih yang menari - nari menuju puncak menyebarkan bau belerang. Uniknya lagi kawah Bromo terletak di dalam kawah, jadi kawah di dalam kawah.
Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, kita juga bisa menikmati lautan pasir dan hamparan rerumputan yang luas sambil menyaksikan kemegahan Gunung Semeru yang menjulang menembus awan dan gunung - gunung lain yang mengelilinginya. Salah satu cara untuk menikmati keindahan di puncak Bromo ini adalah dengan menyewa kuda atau jip yang sudah disiapkan para pengelola tempat wisata untuk mengantar kita mengelilingi padang pasir tersebut.
Di bawah kaki Gunung Bromo terdapat sebuah pura yang biasa digunakan untuk upacara adat dan keagamaan yang disebut Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo ( kesepuluh ) menurut penanggalan Jawa atau pada bulan Desember / Januari setiap tahunnya. Bagi penduduk asli Bromo, yaitu suku Tengger yang beragama Hindu, Gunung Brahma ( Bromo ) dipercaya sebagai gunung suci.
Melalui upacara tersebut, masyarakat suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan dari berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparnya ke kawah Bromo. Sementara masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing kawah untuk meraih dan menangkap sesaji yang tadi dilemparkan ke kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Untuk mencapai Gunung Bromo, ada empat pintu gerbang utama yaitu: untuk desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang.
Tak perlu khawatir bagi anda yang ingin menginap, karena berbagai macam penginapan dapat ditemukan di sekitar area Taman Nasional Bromo. Mulai dari losmen sampai hotel berbintang 4 dapat menjadi pilihan anda. Rata - rata tarifnya pun terjangkau.
Gunung Bromo adalah bukti kebesaran sang Pencipta dan bukti megahnya alam Indonesia, dan anda harus menyaksikan sendiri keindahannya yang luar biasa.
ARTIKEL TERKAIT: