Berkeliling mengunjungi berbagai negara tanpa modal sepeserpun, itulah yang dilakukan oleh Michael Wigge, seorang traveller asal Jerman. Ia menempuh jarak sekitar 40.000 kilometer dan dapat mengunjungi hingga sebelas negara. Bagi orang umumnya, untuk melakukan perjalanan wisata ke banyak negara, yang pertama dipikirkan tentulah biaya.
Jika tak ada cukup uang di kantong, biasanya keinginan tak jadi terlaksana. Tapi lain halnya dengan Wigge. Baginya tak masalah memulai perjalanan meski tak ada uang di kantong. Jadi, bagaimana Michael Wigge memenuhi biaya perjalanannya?
Modal Wigge untuk keliling berbagai negara memang bukan uang, melainkan kreativitas dan kemampuan berpikir di luar kebiasaan untuk bisa tetap survive. Wigge mengumpulkan uang untuk kebutuhan tiket transportasi, makan, minum dan hal - hal lain justru pada saat perjalanan.
Dalam perjalanan, banyak tantangan dan hambatan yang ia hadapi berkaitan dengan biaya, akan tetapi hal tersebut justru mendorong pikirannya untuk lebih kreatif. Dan muncullah ide - ide yang sebelumnya tak terpikirkan untuk menghimpun dana yang dibutuhkan. Apa saja usaha - usaha Wigge untuk mendapatkan uang selama perjalanannya?
Ia melakukan banyak hal, mulai dari menjadi ‘sofa manusia’, menjadi porter, hingga bekerja di kedutaan. Semuanya tidak mudah, tapi kepuasan yang diperoleh dari perjalanan panjangnya sungguh tak ternilai. Menjadi ‘sofa manusia’ yang dimaksud di atas adalah benar - benar berperan menjadi tempat duduk. Wigge sempat beberapa kali menawarkan tubuhnya menjadi sofa yang bisa diduduki oleh turis lain, sehingga mereka bisa beristirahat dalam perjalanan. Dari sini, ia bisa memperoleh makan dan minum.
Wigge pernah mengunjungi situs Machu Picchu di pegunungan Andes. Untuk melakukan pendakian. Hingga sampai di situs tersebut, Wigge butuh sejumlah uang. Dan yang dilakukannya adalah menjadi porter bagi turis lain dengan tujuan yang sama. Ia membawakan beban para turis itu dari bawah hingga ketinggian 4267 meter.
Hal menarik juga terjadi saat Wigge berada di San Fransisco dan hendak melanjutkan perjalanan ke Amerika Tengah. Ia butuh uang untuk tiket penerbangan. Wigge lantas membawa bantal ke bandara dan melakukan aksi perang bantal. Orang - orang yang lalu lalang dan melihat aksinya lantas memberikan imbalan berupa uang.
Akhirnya, Wigge pun bisa terbang ke Amerika Tengah. Bekerja di kedutaan untuk sementara juga pernah dilakoni Wigge untuk mendapatkan uang. Ini dilakukannya ketika berada di Panama. Ia menawarkan diri untuk menjadi pelayan di kedutaan Jerman yang berada di Panama. Dan ternyata diterima. Selama di kedutaan, tugasnya menyambut tamu - tamu besar, menghidangkan wine dan membersihkan kolam.
Melalui perjuangannya, ia berhasil menjelajahi Jerman, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Costa Rica, Panama, Colombia, Peru, Bolivia, Chile dan Argentina. Wigge berbagi pengalamannya dengan menulis buku dan melalui sebuah acara TV berseri. Keduanya berjudul sama, How to Travel the World for Free. Source в контакте
ARTIKEL TERKAIT:
Inspirasi
- Ternyata Air Lebih Mahal Dari Emas
- Rindu Gunung Yang Dulu...
- Pendaki Era 90 an, Penuh Perjuangan
- Jangan Salah Pilih Teman Pendakian Gunungmu!
- Norman Edwin Quotes
- Tips Seru Petualangan Dengan Anak
- Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung
- Ingin Sahabat Sejati? Carilah Di Hutan Belantara
- Berilah 'Kelas Alam' Bagi Si Kecil
- 10 Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Menggetarkan Hati
- Romantisnya Mendaki Gunung Dengan Pasangan
- Mengharukan: Demi Anak, Seorang Ayah Jual Pena
- 70 Kali Dalam Sehari Maut Dekat Dengan Manusia
- Menikmati Pemandangan Alam Adalah Hak Kita, Tapi....
- Mendaki Gunung Tidak Akan Merubah Apapun!
- Inilah Masjid Portable Yang Pertama Di Indonesia
- Tips Berwudhu Di Alam Bebas
- Tips Packing Yang Tepat Untuk Mendaki Gunung
- Modal Utama Pendakian Gunung: Niat Belajar Dari Alam
- Menjadi Pendaki Yang Cerdas
- Gunung, Racun Yang Menyembuhkan!
- Sang Pemberani Yang Masuk Dalam Kawah Merapi
- Jatuh Cinta Paling Indah Itu Di Puncak Gunung
- Izinkanlah Aku Mendaki Gunung, Sekali Ini
- Dari Gunung Untuk Para Pendakinya