"Mereka bangun pagi - pagi setelah tidur malam yang panjang," jelas Herman Pontzer, asisten profesor antropologi dari Universitas Washington. "Kemudian mereka menghabiskan hari bersosialisasi, jalan - jalan, bahkan bermain dengan para peneliti." Studi berjudul Proceedings of the National Academy of Sciences menyimpulkan semua aktivituas itu menghabiskan energi yang sama dengan aktivitas gaya hidup manusia.
Pada studi yang melibatkan 4 Orangutan itu, para peneliti memantau produksi karbon dioksida untuk kemudian mengukur jumlah kalori yang terbakar. Para peneliti juga mengukur metabolisme untuk setiap Orangutan. Kesimpulan yang didapat: Orangutan menghabiskan sedikit energi setiap hari karena mereka memiliki metabolisme istirahat yang sangat rendah.
"Kebutuhan energi sedikit ini membuat Orangutan bisa bertahan hidup lebh lama meskipun kekurangan makanan," jelas Pontzer. Orangutan hidup di hutan daerah Borneo dan Sumatera, tempat makanan sangat bervariasi namun tidak dapat diprediksi, tambah Pontzer.
Tetapi sebagai kerugiannya, seperti dijelaskan Pontzer, energi untuk berkembang dan bereproduksi pun rendah. "Orangutan lambat dalam berkembang biak. Ini sangat berbahaya mengingat orangutan bisa mati sebelum punya keturunan," kata Pontzer.
Sebagai perbandingan, manusia bisa punya anak dalam waktu 1 sampai 4 tahun. Orangutan hanya bereproduksi setiap 7 atau 8 tahun. src
ARTIKEL TERKAIT: