Tetapi, setiap hari juga kita membuang ke alam semua barang / hal sisa yang kita ambil, terima bahkan curi darinya. Lihat! Amat jelas: kita mengambil dari alam dan membuang ke alam tanpa meminta persetujuannya, dan tanpa berterima kasih atau meminta maaf kepadanya.
Coba bayangkan, jika pada saat ini, alam
mogok, tidak mau memberi kepada kita apa yang kita butuhkan; jika ia
marah dan mengambil semua yang apa yang telah kita ambil atau curi
darinya; atau jika ia tersinggung dan jengkel mengembalikan semua apa
yang telah kita beri atau kita buang kepadanya? Apa yang akan terjadi?
Manusia belum puas dengan menikmati apa
yang telah diberi oleh alam secara cuma - cuma, belum puas dengan apa
yang dia ambil atau curi dari alam, belum puas dengan apa yang
dibuangnya ke tengah alam, mereka pun sibuk bertengkar demi
memperebutkan alam.
Perang tanding antar warga, suku, atau negara soal batas kepemilikkan tanah, sungai, laut dan semua isinya adalah tanda bahwa terhadap alam, manusia tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih.
Perang tanding antar warga, suku, atau negara soal batas kepemilikkan tanah, sungai, laut dan semua isinya adalah tanda bahwa terhadap alam, manusia tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih.
Manusia ingin mendominasi dan menganggap
alam sebagai objek: seringkali kita mendengar orang berkata: “ini tanah
milik saya,” ia tak pernah menyadari bahwa ia dimiliki oleh alam. Yang
lain berkata: “ini tanah tumpah darahku,” padahal darahnya itu ada
karena air, sayur, buah - buahan, dan lauk - pauk hasil dari alam.
Dia
menambahkan lagi kata tumpah, tumpah darah, padahal yang sering
dia tumpahkan setiap hari bukan darah, tetapi ludah, ingus, hasil / sisa
air yang dia minum dari ampas sayur, nasi, daging, dll yang asalnya dari
alam. Semuanya dari alam.
Tidak sedikit manusia yang melubangi
alam untuk mengambil apa yang diinginkannya. Dia tidak sadar bahwa ia
melubangi alam dengan alat - alat yang berasal dari alam juga. Pada saat
ia melubangi alam, dia makan dan minum dari alam. Dia tidak menyadari
bahwa ia pun selalu menetek dari alam.
Alam memberikan ASI yang
lebih berkualitas dari susu, secantik atau seganteng apapun bintang
iklannya. Manusia tidak sadar ketika ia berjalan ia dijunjung oleh alam,
ketika ia duduk ia dipikul oleh alam, ketika ia tidur ia dipangku oleh
alam, ketika ia mandi ia dibersihkan oleh alam, ketika ia sembuh dari
sakit ia dilahirkan kembali oleh alam.
Sekedar kisah ilustrasi. Suatu hari
seorang petani yang sedang memotong bambu untuk dijadikan pondok di
kebunnya, bertanya kepada alam: “apakah anda mempunyai pikiran,
perasaan, kehendak dan kesadaran?” Hening tanpa jawaban. Ia terus
bertanya bahkan berteriak. Gema suara tanyanya dipantulkan oleh bukit,
lembah, dan gunung, dan terdengar jawaban dalam ruang batinnya:
“Anda, manusia mempunyai kesadaran bahwa saya penting untuk Anda, dan
karena itu, Anda berpikir, berkehendak, dan merasa penting untuk
memiliki saya. Anda ingin berperang karena memperebutkan saya.
Karenda Anda merasa memiliki saya, maka Anda dipenjara, sebab Anda merasa memiliki dan menguasai apa yang tidak Anda ciptakan. Tetapi ingatlah, bahwa saya tidak pernah merasa dimiliki oleh Anda, saya bebas, dan saya pun tidak pernah merasa memiliki Anda!
Lihatlah! Surat jual beli, tinta, stempel, dan kantor yang mengurus tanah, semuanya dari saya. Anda berperang demi saya, alat - alat yang Anda gunakan untuk berperang dari saya. Anda mati, saya menerima mayat Anda, entah dibiarkan tanpa terkubur, entah dikuburkan, entah dilarung ke dalam laut, entah dibakar dan dihaluskan dalam mesin.
Semuanya saya terima! Wahai, engkau, manusia, kapan Anda menerima saya tanpa merasa memiliki saya???
Karenda Anda merasa memiliki saya, maka Anda dipenjara, sebab Anda merasa memiliki dan menguasai apa yang tidak Anda ciptakan. Tetapi ingatlah, bahwa saya tidak pernah merasa dimiliki oleh Anda, saya bebas, dan saya pun tidak pernah merasa memiliki Anda!
Lihatlah! Surat jual beli, tinta, stempel, dan kantor yang mengurus tanah, semuanya dari saya. Anda berperang demi saya, alat - alat yang Anda gunakan untuk berperang dari saya. Anda mati, saya menerima mayat Anda, entah dibiarkan tanpa terkubur, entah dikuburkan, entah dilarung ke dalam laut, entah dibakar dan dihaluskan dalam mesin.
Semuanya saya terima! Wahai, engkau, manusia, kapan Anda menerima saya tanpa merasa memiliki saya???
Ketika manusia mencoba hening di hadapan alam, alam adalah guru untuk
cinta kasih dan segalanya. Alam adalah dia yang memberi tanpa
mengharapkan imbalan, alam adalah dia yang memberikan dirinya tanpa
pretensi apapun, ia selalu membuka dirinya untuk diambil dan
dimanfaatkan.
Alam adalah anggota keluarga kita, sanak saudara dan saudari kita. Melukai alam berarti melukai saudara - saudari kita, bahkan melukai diri kita sendiri. green
Alam adalah anggota keluarga kita, sanak saudara dan saudari kita. Melukai alam berarti melukai saudara - saudari kita, bahkan melukai diri kita sendiri. green
ARTIKEL TERKAIT: