Bara Bangal diapit oleh dua puncak yang tinggi, Kalihani setinggi 4.800 Mdpl dan Thamsar Passes setinggi 4.766 Mdpl. Ketinggian yang bukan main - main, yang hampir setengahnya dari tinggi Puncak Everest, puncak tertinggi di dunia, 8.448 Mdpl!
Bara Bangal juga dikelilingi oleh lembah dan sungai - sungai besar. Ketinggian desanya sendiri, sekitar 4.800 Mdpl. Sudah hampir setinggi Puncak Carstensz, di Papua.
Penduduk Desa Bara Bangal, adalah suku Gaddi. Suku asli yang menempati kawasan Himalaya dan penganut agama Hindu. Suku Gaddi juga masih memegang tradisi, seperti salah satunya hidup nomaden alias berpindah - pindah.
Cukup sulit mencari sejarah, mengapa suku Gaddi tinggal di Desa Bara Bangal. Beberapa sumber menyatakan, mereka mencari lahan yang landai dan cocok untuk menjadi menjadi tempat tinggal. Ada lagi yang bilang, mereka mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi karena kerap terkena banjir dan longsoran salju.
Lanskap hutan dan sungai, menjadi pemandangan di Bara Bangal. Suku Gaddi yang tinggal di sana, sehari - hari mereka berternak kambing. Mereka memeras susu dan memakan dagingnya untuk kebutuhan sehari - hari.
Suku Gaddi mendirikan rumah dari kayu dan batu. Khusus para lelaki, mereka juga sering menjadi porter atau pemandu untuk para pendaki yang mau menjelajahi Himalaya.
Cara menuju ke sana, memang benar - benar tidaklah mudah. Para pendaki, tidak akan bisa trekking dan menuju ke desanya sendirian. Oleh sebab itu, para operator tur pendakian yang kerap menjual paket pendakian ke Everest, sudah banyak yang menawarkan perjalanan ke Bara Bangal.
Cara menuju ke Bara Bangal, titik mulainya dari Himachal Pradesh di ketinggian 2.500 Mdpl. Desa yang sudah lebih berkembang dan terdapat landasan bandara untuk pesawat perintis. Dari sana, perjalanan ke Bara Bangal ditempuh selama 5 hari jalan kaki!
Suhu yang super dingin, hujan salju sampai udara yang tipis bakal terasa selama perjalanan. Beberapa titik, bisa dilalui dengan naik kuda. Namun lebih banyak, harus berjalan kaki dan menggunakan sepatu krampon ( sepatu khusus untuk berjalan di atas es ).
Meski begitu, panorama indah akan terlihat sepanjang perjalanan. Salah satunya, adalah gua glacier yang menakjubkan, dengan dinding dan langit - langitnya adalah es!
Setibanya di Bara Bangal, orang - orang desanya akan menyambut dengan ramah. Keramah tamahan menyambut tamu, rupanya sudah menjadi tradisi dari suku Gaddi.
Tiap - tiap orang, akan mengundang tamu untuk datang ke rumahnya. Tidak hanya di pagi, tapi juga di siang, sore dan malam hari. Suku Gaddi senang berinteraksi dengan orang luar, mereka suka berbincang dan minum teh.
Keramah tamahan suku Gaddi, seolah menghangatkan suasana. Dari anak - anak sampai orang tua, tak segan menebar senyum kepada tiap para pendatang. Tak sampai di situ, mereka juga suka memberi hadiah berupa selendang sampai daging kering.
Bicara soal teknologi, jangan harap ada listrik dan sinyal telepon di Desa Bara Bangal. Hanya ada satu telepon satelit darurat yang diberikan oleh pemerintah India. Itu pun, dipegang oleh kepala desanya dan digunakan kala untuk situasi darurat.
Desa ini memang masih belum mengenal teknologi, tapi rasanya bukan suatu hal yang bermasalah untuk penduduknya. Toh, mereka bisa hidup seperti biasa.
Operator tur yang menawarkan perjalanan ke Bara Bangal di antaranya, Red Chilli Adventure, Himalayan Challenges dan Himalaya Discovery. Berminat datang, ke desa paling terisolasi di dunia ini? Detik
ARTIKEL TERKAIT: