Indahnya Panorama Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah didaki / dikunjungi. Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik pengunjung.

Kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah ( creater in the creater ) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya. Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan menghirup aroma asap vulkanik wisatawan dapat naik ke puncak Bromo.


Untuk sampai di puncak Gunung Bromo telah disediakan tangga dari beton. Bila kita sampai di puncak maka tampak kawah Bromo yang menganga lebar dengan kepulan asap yang keluar dari dasarnya yang menandakan gunung ini masih aktif. Dari puncak inilah pengunjung dapat menikmati / menyaksikan kawah Bromo dengan kepulan - kepulan asapnya yang relatif tipis, serta ke arah belakang dapat menyaksikan keindahan panorama hamparan laut pasir dengan siluet alamnya yang mempesonakan.

Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger ( Kasada ) yakni berupa pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Upacara inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang hanya berlangsung satu tahun sekali. Gunung Bromo ( dari bahasa Sansekerta / Jawa kuno: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu ), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di jawa Timur.

Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter ( utara-selatan ) dan ± 600 meter ( timur - barat ). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari - jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan.

Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat anda tersesat. 

Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop ( sejenis mobil jeep ) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan  kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu terbitnya matahari.


Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. 

Namun, saat langit cerah, anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama - tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan - lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung - gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Kawah dan Lautan Pasir Bromo.

Selesai menyaksikan matahari terbit, anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat anda melihat pemandangan sekitar. Ternyata anda melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput - rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan anda bernafas. 

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila anda merasa kuat, anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Sekarang, anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah - tengahnya. Benar - benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati. 

Bromo di musim liburan ini cukup ramai. Puncak Penanjakan di malam minggu sangat ramai oleh pengunjung yang menanti pemandangan spektakular matahari terbit. Antrian motor dan jeep hardtop membikin sempit lahan parkir yang sangat terbatas. Tersedia banyak Jeep sewaan dengan pengemudinya yang piawai. Terdapat 200-an jeep yang siap mengantar dengan tarif 150.000 pp dari Cemoro Sewu ke Kawah Bromo dan Penanjakan round trip.

Penanjakan yang merupakan titik tertinggi di Bromo-Tengger dapat dicapai dari Cemoro Lawang maupun dari Tosari. Dari Cemoro Lawang turun ke dalam kaldera berpasir yang amat luas seperti didalam sebuah mangkuk kawah raksasa dengan dindingnya yang berketinggian 300 meter; dari sini menanjak lagi 600-an meter kearah gunung melalui jalan aspal sempit berkelok - kelok dengan sedikit bahu jalan ditepi jurang yang cukup untuk kendaraan satu arah, dan sudut tanjakan yang cukup heboh 60 derajat.

Cukup gamang pertama kalinya, seperti menuju ke puncak pelepasan jet coaster. Jalan ini tentunya hanya pas buat pengemudi lokal yang memang tangguh dan bernyali besar. Kebanyakan orang sulit untuk membayangkan seandainya harus berpapasan di tikungan sempit, berhenti menggantung setengah kopling, mencari celah menghindar, karena tak ada ruang yang mungkin selain jurang jika membuat kesalahan. Sungguh, tidak cukup “pede” untuk melakukannya. Namun sesudahnya, pemandangan spektakular ke seantero dataran tinggi Tengger di atas puncaknya adalah imbalan yang sangat memadai.

Dari sini, Gunung Bromo, Batok, Kursi dan Widodaren terlihat kecil dengan latar belakangnya Gunung Semeru yang batuk - batuk setiap 15 menit. Penanjakan sebenarnya paling mudah dicapai dari arah Pasuruan, Tosari dengan tanjakannya yang normal. Setelah Penanjakan perjalanan diteruskan ke puncak Bromo dengan mengarungi lautan pasir. 


Selain dari pada kuda, kendaraan hanya bisa mendekati 500 meter dari awal undakan dan diteruskan dengan berjalan kaki, sebelum mendaki 223 tangga sampai ke tepi kawah yang masih cukup aktif.  Sebuah sepeda motor lokal dengan jenis Honda GL terlihat di parkir di pinggir tangga kawah Bromo, suatu keahlian dari pengendaranya yang mampu mencapai tempat ini.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×