Letusan dahsyat terjadi lagi pada tanggal 20 Mei 1919, korban yang tewas sebanyak 5.160 orang. Pada tahun 1951, tanggal 31 Agustus kembali meletus dengan korban jiwa sebanyak 7 orang. Meskipun tidak menimbulkan banyak korban jiwa tapi letusan ini menimbulkan kerusakan hebat dan menyemburkan materi vulkanis dalam jumlah besar. Hujan abu melanda hampir merata di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta lahar panas yang dimuntahkannya membakar kawasan dalam radius 6,5 kilometer dari danau kawah. Letusan ini mengakibatkan turunnya kawah lebih kurang 79 meter.
Tahun 1966, gunung ini meletus lagi dengan korban meninggal sebanyak 210 orang, juga pada bulan Februari 1990 tercatat terjadi letusan. Karena hal inilah Gunung Kelud termasuk gunung api dengan tipe A yaitu gunung api yang masih aktif melakukan aktifitas letusan. Akibat aktifitas letusan yang terjadi sekarang ini Kawah Kelud berbentuk danau kawah yang luas di puncaknya. Danau kawah yang berwarna kebiru - biruan merupakan keindahan alam yang disajikan oleh Gunung Kelud. Danau kawah di kelilingi oleh tebing - tebing yang menjulang antara lain Tebing Gajah Mungkur dengan ketinggian 150 meter, Gunung Lirang dan Gunung Kumbang.
Tebing-tebing ini sering digunakan untuk lokasi pemanjatan tetapi kondisi batuannya mudah lepas. Untuk mencapai Kawah Gunung Kelud paling mudah, lewat Desa Margomulyo. Dari Malang, naik Bus menuju Kediri dan turun di terminal Pare sekitar 2,5 jam perjalanan. Dari Pare perjalanan diteruskan menuju Wates, dengan Minibus, menempuh jarak 24 Km (45 Menit). Untuk menuju Wates bisa juga di kota Kediri atau Kota Blitar dengan minibus.
Dari Wates, naik Angkot menuju Desa Sugih Waras ( 30 menit ) dan turun di Pos Penjagaan Perkebunan Margomulyo. Disini kita harus melapor sebelum melakukan perjalanan ke Gunung Kelud hanya meninggalkan identitas. Satu kilometer dari Pos penjagaan terdapat Pos Vulkanologi pada ketinggian 668 mdpl. Disini kita bisa minta informasi lebih lanjut tentang kegiatan Vulkanis Gunung Kelud.
Menjelang puncak kita bisa menyaksikan pemandangan yang sangat menarik, berupa hamparan lereng - lereng gunung yang tertimbun pasir vulkanis bekas letusan yang mulai di tumbuhi vegetasi baru. Diujung jalan aspal perjalanan diteruskan melewati jalan berbatu sepanjang 700 meter dan memasuki terowongan Ganesha sepanjang 200 meter, kita akan sampai di Danau Kawah Gunung Kelud.
Menurut, Pak Miko-dari Reindra, seorang kawan di IAGI menuliskan bahwa Wilayah G. Kelud dibagi atas beberapa daerah yaitu Daerah Terlarang ( radius 5 km dari kawah dengan luas 91 km2 ) dengan ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan, awan panas, lahar letusan dan lahar hujan. Data tahun 1972 menunjukkan hunian 50 orang. Kemudian Daerah Bahaya I ( radius 10 km dari kawah dengan luas 223 km2 ) dengan ancaman hujan bom dan rempah - rempah batuan. Daerah ini dihuni oleh 136.500 orang ( data tahun 1972 ). Selanjutnya Daerah Bahaya II yang ancamannya lahar sekunder. Daerah ini meliputi bantaran sungai-sungai lahar yang luasnya 56 km2 dan dihuni oleh 178.000 orang.
Danau kawah terisi oleh air yang bewarna kebiru - biruan, dapat digunakan untuk mandi dan berenang, tetapi harus waspada dan memperhatikan aktifitas Danau Kawah serta perubahan suhunya. Suhu rata - rata air danau 38 derajat sehingga terasa hangat dan mengandung belerang. Disekitar danau kawah ini terdapat terowongan pembuangan air yang dinamakan Terowongan Ampera dengan panjang 1200 m yang merupakan saluran pembuangan air kawah. Sekitar danau kawah gunung Kelud merupakan dataran berpasir yang luas dan ditumbuhi bunga Edelweis. Di dataran pasir ini terdapat beberapa tempat yang mengeluarkan asap belerang. Uap Belerang yang keluar dapat digunakan untuk mandi uap.
Danau Kawah Kelud yang kebiru - biruan dan dikelilingi bukit - bukit bertebing batu curam yang diselimuti kabut tipis merupakan panorama yang sangat menakjubkan.
Untuk melakukan pendakian ke Kawah Gunung Kelud, usahakan membawa kendaraan jenis jeep karena jalan menuju lokasi agak menanjak. Walaupun kondisi jalan sudah beraspal tetapi memerlukan kondisi mobil yang bagus.
Bila membawa kendaraan pribadi dan pada musim kemarau, kita bisa lewat jalur alternatif yang lebih cepat. Dari Malang, kita menuju Blitar, di Garum ( 7,5 Km sebelum Blitar ) diteruskan menuju ke arah utara ( ke kanan ) kearah Candi Panataran. Dari Desa Kedawung, 2 Km dari Candi Panataran, kita menuju Desa Sugihwaras melintasi bekas padang lahar dan jalan tanah, melewati Desa Sumber Asri, Perkebunan "Gambar" serta Desa Sempu dimana kita menemui lagi jalan beraspal.
Kalau kita berwisata ke Gunung Kelud, sebaiknya kita juga mengunjungi Makam Bung Karno di Desa Sentul, 2 Km di sebelah utara kota Blitar dan Musium Bung Karno di Jalan Sultan Agung 59, yang mengoleksi berbagai kenangan tentang Presiden pertama Indonesia, Bapak Ir.Soekarno.
Kita juga bisa mengunjungi Candi Panataran, Yang terletak 16 km dari pusat kota. Candi Panataran merupakan komplek candi terbesar di Jawa Timur, sekaligus kita bisa mengunjungi Musium Blitar yang terletak di Utara Alun - alun Blitar, yang memamerkan berbagai koleksi arca dari Candi Panataran. Untuk sarana emergensi bisa minta bantuan ke pos Vulkanologi dan Pos jaga perkebunan.
ARTIKEL TERKAIT: