Berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, Krakatau sudah menjadi milik dunia karena setidaknya terdapat tiga judul filem yang diciptakan oleh para sineas dunia barat untuk menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada Gunung berapi itu. Sekilas Sejarah Gunung Krakatau Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu.
Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau. Musim kemarau, adalah saat yang tepat untuk menikmatinya Memilih bulan antara Mei hingga September, saat matahari jauh dari awan mendung, cuaca bersih cemerlang dan yang lebih penting lagi gelombang serta arus laut tidak begitu bergelora. Situasi gelombang menjadi perhitungan utama karena menuju lokasi ini harus menyewa kapal, sehingga sebaiknya anda juga bisa berenang. Kemampuan berenang bukan saja untuk menghadapi situasi darurat tapi juga memungkinkan untuk melakukan aktifitas dan berbagai kegiatan rekreasi alam lainnya. Selam, renang, snorkling bisa dilakukan sambil menikmati matahari terbenam.
Petualangan di Gunung Berapi ini bisa anda mulai dengan mendirikan tenda di kaki gunung Anak Krakatau atau biasa pula dikenal dan disebut pulau Rakata. Dari titik ini anda bisa mulai dengan beraktifitas dengan Air Laut seperti berenang, menyelam atau snorkeling. Sedangkan untuk aktifitas kering ( darat ), anda bisa melakukan tracking mengelilingi pulau Rakata, atau juga jika menyempatkan untuk repot membawa sepeda gunung, aktifitas darat anda akan lebih ceria dengan keringat.
Untuk aktifitas tracking, sebaiknya tidak dilakukan sampai melewati matahari terbenam. Ini semata untuk menghindari air pasang sehingga anda tidak terjebak di suatu tempat dan tidak bisa kembali ke tempat anda mendirikan tenda. Karena sangat berbahaya, bila anda memilih acara pendakian menuju puncak Krakatau, anda perlu mengantongi Ijin Khusus dari Dirjen Perlindungan dan Pelestarian Alam ( PPA ), Departemen Kehutanan, supaya bisa mendapatkan pendamping (guide) dan penunjuk jalan yang bisa diandalkan dan mengenal medan.
Secara administratif, pulau bergunung api di Selat Sunda ini sebenarnya masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Sekarang, Anak Krakatau telah mencapai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dengan diameter 2 km. Untuk mengunjunginya anda bisa berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priuk dengan naik Jet-Foil atau Kapal Phinisi Nusantara. Jalur kedua adalah dari Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini anda dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang berkapasitas antara 5 sampai 20 orang.
Jalur ketiga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Canti, Kalianda - Lampung. Di pelabuhan ini anda juga dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang akan menempuh Krakatau melalui P. Sebuku dan P. Sebesi. Pada bulan Juli saat Pemda Provinsi Lampung menggelar Festival Krakatau, anda bahkan bisa ikut menyeberang ke pulau itu. Sedang dari kawasan Anyer dan Carita, sejumlah hotel juga punya paket mengunjungi Krakatau. Silakan pilih cara sesuai kemampuan.
ARTIKEL TERKAIT: