Pernahkah dan seringkah kita ingat ajal? Suatu ingatan yang menakutkan. Menakutkan bagi yang merasa jauh dengan aturan Tuhan di dunia ini. Takut jika saat ajal menjemput, kita tak membawa apa - apa untuk bekal nanti. Padahal kita sadar akan keberadaanNya, sadar akan ciptaanNya, semesta luas adalah bukti adanya Tuhan, bumi dan isinya adalah bukti kekuasaanNya, kita bukan apa - apanya, tak ada apa - apanya. Jadi ingat wejangan
Kyai di Pondok pesantren, bayangkan kita itu di bumi ini didalam rumah besar, tak ada apa - apanya dibanding luas dan besarnya bumi, ketika kita sombong di bumi, tak ada apa - apanya dibanding luas galaksi bima sakti, bima sakti itu hanya sekumpulan kecil benda langit, padahal di alam raya ini terdapat ribuan galaksi!!..
Bima sakti itu terdiri dari jutaan benda angkasa, jutaan planet dan bintang, luasnya tak terukur, kok masih ada ribuan galaksi macam bima sakti. betapa kecil dan tak ada artinya bumi jika begitu, apalagi manusia. Bayangkan, jika bumi bisa masuk
matahari, matahari bisa menampung 330 bumi..!!..alangkah besarnya matahari. Padahal di angkasa raya ada bintang mirip matahari yang namanya jika tak salah
Alpha Centaury, jauhnya jutaan tahun cahaya dari bumi kita, bisa menampung matahari kita sebanyak 13.000 matahari. Seberapa besarnya? Matahari kita saja kita susah mengukur persis besarnya.
Allah swt pernah bersabda :: "
Tembuslah langitku ke tujuh, niscaya kamu tak akan bisa.."..artinya, Allah adalah Maha segala, tak ada manusia satupun sepandai apapun bisa menyamai kepandaian Allah.
Teleskop antariksa raksasa Hubble hanya sanggup menerobos bintang yang terjauh yang jaraknya sekitar 2 juta tahun cahaya dari bumi, yang diperkirakan adalah langit ke 3 nya Allah...!!..itupun sudah samar - samar terlihat karena jauhnya. Padahal langit Allah ada 7 tingkatan.
Subhahanallah..! alangkah luasnya langit Allah, alangkah hebat nya bukti ciptaanNya, kita manusia bukan apa - apanya, hanya debu di antara ciptaanNya. Mengapa kita harus sombong? Jika ingat itu, hanya satu yang bisa kita lakukan, bersujud di hadapan Allah Swt. Kitalah yang berkepentingan kepada Beliau, Beliau tidak. Taqwa dan tawaqal akan kita bawa menghadapNya kelak.
ARTIKEL TERKAIT:
