Mengingat saja, sekitar bulan April mereka berdua dari Jakarta mendatangi basecamp Belantara Indonesia di Jogjakarta setelah berkoordinasi dengan salah satu Sherpa Belantara Indonesia. Sekitar 3 hari di basecamp, mereka menuangkan ide dan ingin mereka realisasikan, yakni bersepeda onthel dari Jakarta menuju Jogjakarta demi sebuah nama: Clara Sumarwati, legenda pendaki Indonesia yang telah berstatus, pendaki wanita pertama dari Indonesia dan Asia Tenggara yang berhasil meretas Gunung Everest di Nepal! Mereka berdua bersedia datang ke Basecamp kami, karena menurut mereka, sulit mencari dukungan untuk kegiatan mereka dari para Mapala dan pecinta alam di Jakarta dan sekitarnya.
 |
| Agung, Panji, Clara Sumarwati, Kaizar, Zulfi |
Akhirnya, kami bersedia sebagai pendukung secara moral kegiatan mereka dan menjadikan kegiatan mereka adalah kegiatan kami. Kemudian tak berselang lama, kami awali dengan berkunjung ke rumah Ibu Clara Sumarwati di Minggiran Mantrijeron, Jogjakarta. Disana kami utarakan niat Agung dan Zulfi dan Clara Sumarwati mendukung secara penuh. Dan pada akhirnya banyak candaan dan obrolan yang keluar dari pertemuan kami dengan Ibu Clara tersebut.
Setelah semua berjalan dengan baik dan dukungan mengalir, mereka berdua kembali ke Jakarta dan pada tanggal 22 Juni 2011 di mulailah perjalanan mereka dari Jakarta menuju Jogja dengan sepeda onthel dengan teriakkan: Puncak Bukan Segalanya Tributte for Clara Sumarwati!
Akhirnya, pada tanggal 31 Mei 2011 sampailah mereka di Kepatihan Jogjakarta, dan berhasil banyak menarik minat kalangan pers dan warga sekitar Malioboro Jogjakarta serta dari kalangan Pemprov Jogjakarta yang tetap istimewa.
 |
| Agung |
Saat di kerumuni para wartawan dan dari pejabat pemerintahan Jogjakarta, Agung mengatakan, "Yang pertama kami ingin menjadikan perjalanan ini sebagai bagian dari perayaan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu, Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni dan yang paling penting, perjalanan ini adalah untuk menghargai prestasi pendaki Clara Sumarwati yang banyak diragukan orang," Menurutnya, sosok Clara merupakan wanita pendaki yang hebat. Namun, justru keberadaannya dilupakan dan mendapatkan tekanan dari berbagai pihak karena pendakiannya ke puncak Everest yang diragukan. Bahkan Clara dituduh gila dengan pengakuan yang dibuatnya.
"Sepeda yang kami pakai ini adalah simbol bahwa perjalanan yang kami lakukan tidak ada seberapanya dengan yang dicapai Clara. Kami mencoba mengingatkan kepada generasi muda untuk bisa menghargai prestasi anak bangsa," ujarnya sambil menangis haru dan membuat sebagian kalangan yang hadir turut menundukkan wajah dan meneriakkan semangat.
 |
| Belantara Indonesia dan Joe Dc |
Selama perjalanan, mereka mengaku sempat mendapatkan cemoohan dari berbagai pihak. "Kami dituding ingin membuat sensasi dan ingin terkenal. Padahal kami murni melakukan ini untuk Merah Putih dan Ibu Clara Sumarwati. Kami tegaskan kembali, ini adalah bagian semangat perjuangan dan bukan semata untuk mencari tenar," tutur Agung dan Zulfi.
Apapun itu, dengan segala kerendahan hati, Belantara Indonesia bangga dengan kalian, Agung dan Zulfi. Pergerakan hebat kalian yang kami tahu, kalian awali dari Basecamp sederhana kami, telah menorehkan sejarah baru bagi generasi selanjutnya, tentang penting menghargai sosok hebat.
Dan sesuai hasil obrolan dengan Para Sherpa Belantara Indonesia , jadikan kegiatan itu simbol kalian dan dunia petualangan Indonesia untuk tidak melupakan sejarah. Kami tak minta publikasi menderas, dan seperti yang di tulis awal, diam - diam kami menghargai kehebatan kalian, Agung dan Zulfi anggota kehormatan kami. Dan tidak lupa, terima kasih bagi para penggiat alam bebas yang telah mengirim doa buat kami, Agung dan Zulfi. Terima kasih hebat juga buat Agung Merbabu!
ARTIKEL TERKAIT:
