Mereka “berjudi” di atas ketinggian. Banyak yang pulang dengan kebanggaan dan keberhasilan, namun banyak pula yang ditakdirkan untuk tidak kembali, mereka membeku bersama salju abadi.
Selain dukungan perlengkapan serta kualitas fisik dan tehnik para pendaki, faktor yang tidak kalah penting dalam keberhasilan pendakian adalah keberadaan para Sherpa. Lalu, apa dan siapakah sesungguhnya Sherpa ?.
Sherpa adalah nama sebuah suku yang tinggal di pegunungan sebelah timur dan tengah Kerajaan Nepal. Seperti nama sukunya, penduduknya pun dipanggil dengan sebutan yang sama, yaitu Sherpa. Orang - orang Sherpa hidup dalam lingkungan iklim yang sangat ekstrim ( dingin ), di pegunungan yang tinggi.
Desa terrendahnya saja berada pada ketinggian 3600 m dpl, setara dengan ketinggian puncak Mahameru gunung tertinggi di tanah Jawa. Adaptasi mereka terhadap lingkungan telah mampu menciptakan daya tahan dan kekuatan tersendiri. Mereka terkenal sangat tangguh dalam udara yang dingin dan mampu bekerja berat di atas ketinggian.
Banyaknya jumlah pendakian Himalaya, dimanfaatkan oleh suku Sherpa sebagai lahan pencaharian. Bagi mereka, pendakian adalah sebuah bisnis yang menjanjikan. Di kalangan para pendaki, Sherpa dikenal sebagai pemandu, pembuka jalur pendakian, pengangkut barang ( porter ) hingga pemasak di ketinggian.
Sebuah tim pendaki pada umumnya menggunakan jasa belasan hingga puluhan Sherpa. Setiap Sherpa mendaki dengan tugas masing - masing di bawah koordinasi seorang pemimpin yang dinamakan Sirdar.
Dalam pendakiannya, mereka membawa berbagai macam peralatan dan perbekalan, beratnya bisa mencapai puluhan kilogram. Dengan demikian, tim pendaki dapat lebih berkonsentrasi pada pendakiannya tanpa direpotkan oleh masalah pengangkutan dan perbekalan.
Dalam catatan sejarah pendakian Himalaya, ada beberapa nama Sherpa yang melegenda. Nama tersebut antara lain : Tenzing Norgay Sherpa dan Ang Rita Sherpa.
Tenzing mendampingi Sir Edmund Hillary ( Selandia Baru ) ketika mereka berdua menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Mount Everest pada tanggal 29 Mei 1953. Sementara itu, Ang Rita memegang rekor pencapaian puncak Mount Everest sebanyak 12 kali. Luar biasa.
ARTIKEL TERKAIT:
Legenda
- 5 Tokoh Yang Menginspirasi Pendaki Gunung Indonesia
- Norman Edwin Quotes
- Fakta Tentang Soe Hok Gie
- Legenda Puncak Syarif Gunung Merbabu
- Asmujiono Diselamatkan Adzan Saat Di Puncak Gunung Everest
- Siapakah Perancang Lambang Garuda Pancasila?
- Makam Ki Ageng Makukuhan Di Puncak Gunung Sumbing
- Dahsyatnya Letusan Tambora Yang Melegenda
- Runtuhnya Penyumbang Emas Tugu Monas
- Medina Kamil Menikah, Fans Cowok Silahkan Nangis Bareng!
- Siapa Pencetus Kalimat "Ini Ibu Budi"?
- Menjadi Anak Muda Bermutu Ala Soe Hok Gie
- Inilah Perempuan Termuda Pertama Pemuncak Everest
- Mengenal Clara Sumarwati Lebih Dekat
- Clara Sumarwati Belajar Manajemen Pada Alam
- Tips Sukses Clara Sumarwati Mendaki Everest
- Pengorbanan Asmujiono
- Foto - Foto R.M.S Titanic Yang Tidak Banyak Diketahui
- Tiga Sosok Pentolan Preman Yogyakarta
- Gun Jack, Preman Legendaris Dari Yogyakarta
- Alyssa Azar Siap Menjadi Pendaki Wanita Termuda Everest
- Keris Mpu Gandring Yang Terkubur Di Kawah Gunung Kelud
- Gie, Dokter Cinta Yang Gagal Dalam Asmara
- Para Pendaki Hebat Gunung Everest
- Soe Hok Gie Dan Bung Karno