Dan jalur tersebut sangat menyiksa raga pendaki, tujuh bukit yang harus dilalui yang kesemuanya adalah tanjakan hebat! Maka pos III di gunakan pendaki untuk membuka tenda beristirahat mengumpulkan stamina dan mental sebelum melewati tujuh bukit penyesalan.
Jalur Bukit Penyesalan |
Tambahan, bila anda membuka tenda di Pos III, harap hati - hati dengan monyet hutan, karena monyet - monyet di Rinjani sudah mengenal makanan modern dan siap untuk merebut dari tangan pendaki. Jadi jangan tinggalkan makanan di luar tenda.
Ini sebagian kenangan pendakian kami saat menuju Rinjani beberapa tahun yang lalu. Dengan suhu pagi yang menggigit, kami packing sehabis mengisi perut. Target selanjutnya adalah Plawangan Sembalun.
Berdasar informasi, untuk menuju kesana dibutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 jam. Kami menarik napas dalam - dalam saat meletakkan pijakan pertama mengawali hari itu. Di depan membentang sekitar tujuh bukit yang terjal, yang menurut cerita antar pendaki, disebut Tujuh Bukit Penyesalan.
Disinilah kami harus mengeluarkan seluruh tenaga ekstra untuk melaluinya. Benar - benar menyiksa fisik kami. Beban tas carrier yang meliliti tubuh membuat perjalanan menjadi semakin tertatih - tatih. Sebentar - sebentar kami harus istirahat untuk mengatur irama nafas yang terputus - putus.
Tanjakan demi tanjakan yang seolah tak berujung mengiming - imingi kami agar tak meneruskan perjalanan. Selintas terbit pikiran betapa nyamannya tidur manis dengan kasur empuk dirumah, selimut tebal dan kopi hangat dekat peraduan sembari menonton acara di televisi! Inilah fatamorgana kecil yang biasanya menghinggapi pendaki saat terkubur dingin dan lelah di alam bebas.
Tidak salah apabila orang - orang memanggilnya bukit penyesalan. Medan yang dimiliki memang menyiksa fisik pendaki Rinjani. Bukit tersebut menyiksa agar kami mengatakan penyesalan atas keputusan mendaki gunung Rinjani.
Namun kami tak menyesal. Biarlah bukit ini menyiksa kami sampai titik nol derajat penderitaan. Sampai tidak ada lagi bagian fisik yang tersisa untuk dapat disiksa lagi. Setelah semuanya selesai, mungkin kami akan menjadi manusia pendaki baru yang kebal terhadap “siksaan - siksaan duniawi” lain macam apapun, masak sih?
Maka jangan heran bila saat melalui jalur tersebut kita sering mendengar keluhan - keluhan pendaki lain saat menapakkan kaki di sana.
Selepas dari bukit penyesalan yang merupakan bukit dengan vegetasi cemara gunung, kami melewati puncak bukit dan melanjutkan trekking menuju Plawangan Sembalun. Di jalur ini sudah cenderung datar, namun harus tetap hati - hati karena di sisi kanan kiri jalur tersebut adalah jurang.
Dan jalur ini dikenal dengan jalur Letter S. Udara sudah semakin dingin dbarengi kabut. Vegetasi rerumputan, tanaman bunga abadi, atau yang kita kenal dengan nama Edelweis dapat kita temui di sini, dan sesekali cemara gunung masih ada pada ketinggian 2600-an mdpl.
Sekitar 6 jam trekking dari Pos III, kami pun sampai di Plawangan Sembalun pada ketinggian 2700 Mdpl. Di Plawangan Sembalun inilah kami mendirikan tenda. Di pos ini juga merupakan titik pemberhentian terakhir sebelum melakukan pendakian hingga Puncak Rinjani.
Segara Anak Rinjani |
Sebaiknya membawa barang yang diperlukan saja agar tidak memberatkan perjalanan, barang - barang lain di tinggal di tenda di Segara Anak. Sesampai di puncak Dewi Anjani mulailah dengan ucapan syukur bisa sampai di puncak dengan selamat dan bisa menikmati pemandangan di titik tertinggi ketiga di Indonesia ini.
ARTIKEL TERKAIT: