Lucky, Dicky, dan Nicky Chhetri, ketiga bersaudara ini berhasil mematahkan stigma selama ini, yang mengatakan perempuan terlalu lemah untuk mendaki sebuah gunung. Dengan semangat dari perempuan untuk perempuan yang diusung, ketiganya menggalang para wisatawan perempuan untuk mendaki Gunung Himalaya.
Ketiga perempuan ini memang menjalankan bisnis pemandu wisata petualangan khusus perempuan. Mereka memulainya pada 1994 untuk menantang rute pegunungan di Nepal. Pada awalnya, banyak pihak beranggapan bahwa mereka tidak akan bisa menyelesaikan penyusuran pegunungan, hidup dan menyatu di alam bebas selama berminggu - minggu.
Dikelilingi oleh pemikiran skeptis dalam industri yang didominasi laki - laki, kini ketiga bersaudara tersebut telah menjadikan bisnis pemandu serta porter khusus perempuannya sukses. Hal ini tentunya membuka lapangan pekerjaan baru di industri pariwisata Nepal sekaligus membantu memberdayakan perempuan, seperti dilansir CNN.
Perusahaan mereka menjadi yang pertama mempekerjakan pemandu wisata pegunungan di Nepal. Kini, sekira 25 perempuan telah dipekerjakan sebagai pemandu, dan 40 lainnya sebagai porter juga asisten pemandu wisata.
Tak hanya itu, mereka membuka pelatihan pendakian bagi para pendaki perempuan yang baru akan mencoba mendaki gunung. Menurut mereka, industri pariwisata di Nepal memang berdenyut kencang berkat Wisata petualangan dengan mendaki atau trekking.
Dua tahun setelah memulai perusahaan, mereka juga mendirikan
Empowering Women of Nepal ( EWN ) , sebuah organisasi nirlaba yang
menyediakan pelatihan untuk anak perempuan di atas usia 16 untuk menjadi
pemandu gunung.
Selama periode pelatihan yang memakan waktu sekira enam
bulan, anak perempuan dari seluruh Nepal datang ke EWN untuk belajar
keterampilan mendaki gunung, termasuk panjat tebing, membimbing,
memahami karakter alam di gunung, serta bagaimana melakukan pertolongan
pertama jika ada wisatawan yang terluka selama pendakian.
Bukan hanya itu, keterampilan berbahasa pun diterapkan dalam
pelatihan. Ketiganya mengajarkan betapa penting bahasa Inggris untuk
bisa memahami dan berkomunikasi dengan wisatawan yang sebagian besar
menggunakan bahasa ini untuk berkomunikasi.
Pelatihan diberikan secara
gratis.
Ketiganya menyadari bahwa kondisi perekonomian yang buruk di
Nepal memaksa orangtua terkadang menjual anak - anak mereka. Atas dasar
inilah, mereka merasa prihatin dan mencoba membuka pelatihan ini serta
menciptakan lapangan pekerjaan baru. src
ARTIKEL TERKAIT: