Alyssa Azar berpose dalam perjalanannya menuju pos perkemahan Everest pada 9 April 2014. |
Musibah longsor tersebut menciutkan nyali beberapa pendaki. Mereka bahkan telah menanggalkan misi mereka. Sementara, beberapa pendaki lainnya masih menunggu cuaca yang kondusif. Mereka mencoba melanjutkan pendakian setelah berdiskusi dengan pemandu lokal etnis Sherpa.
Nah, di antara para pendaki yang memutuskan menunggu di pos perkemahan dan tetap mencoba mencapai puncak, adalah Alyssa dari Kota Toowoomba, selatan Queensland.
Gadis berusia 17 tahun ini telah mendaki beberapa puncak tertinggi dunia seperti Gunung Kilimanjaro. Jika sukses, ia akan menjadi perempuan termuda yang berhasil mencapai puncak gunung yang berketinggian 8.850 meter dari permukaan laut ( Mdpl ) itu.
Dalam statusnya di Facebook, ia turut mengucapkan belasungkawa dan doa sedalam - dalamnya bagi komunitas Sherpa. "Mereka menakjubkan, berdedikasi dan sangat istimewa. Mereka sungguh membantu kami, dan karenanya kami sangat bersyukur. Ini adalah saat yang menyedihkan bagi seluruh pendaki dan komunitas Sherpa," ujarnya.
Kendati demikian, ayah Alyssa, Glenn Azar, menuturkan bahwa putrinya masih bersikeras untuk menuntaskan pendakian sampai puncak.
"Ini sulit dan apa yang ia lakukan sesungguhnya berbahaya. Dia memang sudah menjalani latihan fisik, dan dia adalah anak yang sangat...sangat kuat. Tapi dia sudah mengirim pesan kepada kami kalau dia sangat berkomitmen menyelesaikan misinya walaupun belum jelas apa keputusan tim yang ada di sana," papar Glenn mengenai keputusan putrinya.
Alyssa telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ekspedisi ini selama beberapa tahun, sembari menyiapkan masa depan sebagai petualang yang akan ia jalani. Dia menyusuri jalur Kokoda di Papua Nugini ketika ia masih berusia 8 tahun dan mendaki Kilimanjaro di Tanzania dalam usia 14 tahun.
"Keadaan ini lebih susah buat kami karena kami orangtuanya, tapi kami selalu mendukungnya dan tak akan mengubahnya,” tegas ayah Alyssa. src
ARTIKEL TERKAIT: