Pemikiran inilah yang akan coba diubah oleh Taman Nasional Gunung Merapi ( TNGM ) melalui edukasi serta memperketat izin pendakian.
Menurut TNGM berdasarkan data di basecamp, selama ini, sebagian besar pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung Merapi adalah pemula.
Bahkan, masih status pelajar. Kebanyakan para pendaki pemula ini mendaki hanya untuk gaya - gayaan.
Akhirnya, beberapa pendaki datang tanpa perlengkapan standar. Mereka hanya mengenakan sandal, celana jeans, bahkan dengan logistik yang pas - pasan.
Mereka juga sebagian tidak memiliki skill atau pengetahuan tentang aktivitas mendaki gunung.
Karena dipandang 'ngepop', naik ya hanya sandal jepit, celana jeans, logistik juga pas - pasan lalu beranggapan berhasil mendaki Gunung Merapi dengan baik padahal anggapan itu tidaklah benar.
Aktivitas pendakian, meski jalurnya tergolong tidak berat, tidak bertujuan untuk gaya - gayaan. Gunung itu adalah tempat belajar mencintai alam, belajar tentang alam, dan bukan justru ingin menaklukkan alam itu sendiri.
Kondisi alam tidak bisa ditebak jadi yang dibutuhkan bukan hanya kenekatan. Tapi butuh skill dan pengetahuan, baik tentang navigasi darat, survival, dan manajemen logistik. Bahkan perlu tahu juga karakteristik medan yang akan didaki.
Untuk mengubah mindset para pendaki, Taman Nasional Gunung Merapi ( TNGM ) akan memperketat izin pendakian.
Hal tersebut sedang di godok, misalnya ketahuan naik pakai sandal jepit akan langsung disuruh pulang, logistik mereka juga akan dicek. Tidak standar tak diizinkan naik.
Selain itu juga, sedang direncanakan mengadakan seminar atau acara diskusi soal aktivitas pendakian. dan nantinya mulai dari basecamp akan di edukasi buat para pendaki Merapi. ng
ARTIKEL TERKAIT: