Puncak Carstensz dirangkaian Pegunungan Jaya Wijaya, Papua merupakan titik tertinggi di Indonesia yang mencapai 4.884 Mdpl. Alam dan budaya di sana, seolah shock therapy bagi para pendaki yang membuatnya menjadi aturan tak tertulis namun harus tetap ditaati.
Menurut juru kunci gunung ini, ada beberapa aturan yang harus diketahui pendaki. Soal buang air besar, jangan sembarangan buang air besar. Sebab, hutan - hutan di sini itu sebenarnya kebun masyarakat. Jadi harus tahu dulu atau tanyalah kalau mau buang air besar di sini boleh atau tidak.
Asal tahu saja, kebun - kebun di sana tidak dilengkapi pagar. Kebun - kebunnya ada di kawasan sepanjang jalur Sugapa, menuju Ugimba yang dihuni oleh Suku Moni dan Dani. Sehingga, baiknya tanya dulu dengan porter yang merupakan masyarakat setempat. Sebab sanksinya, siap - siap didenda sampai jutaan rupiah.
Berikutnya, soal binatang di sepanjang jalur pendakian 61 km dari Sugapa sampai Lembah Danau - Danau alias basecamp terakhir sebelum ke Puncak Carstensz. Ada hutan, rawa sampai savana yang akan dilewati dan ternyata tidak ada bintang buas!
Selanjutnya soal para porter, ada satu larangan yang harus di ingat. Saat ngobrol - ngobrol dengan porter jangan sekali - sekali membahas tema setan. Mereka itu takut sama setan.
Kemudian, adalah soal cuaca. Meski cuaca di wilayah - wilayah sekitar Puncak Carstensz, Timika misalnya, cukup cerah tapi itu tidak berlaku di puncaknya. Hujannya tidak menentu yang harus mewajibkan para pendaki menaruh raincoat di bagian tas paling mudah dijangkau untuk langsung bisa dipakai. Kalau beruntung, nanti kita merasakan tiga hujan. Hujan air, hujan salju dan hujan es.
Terakhir, yang paling penting yakni soal backpack yang dibawa. Jangan membawa banyak barang. 5 Kilogram saja beratnya, sudah cukup. Makin sedikit barang bawaan, semakin baik. Yang berat - berat kasih porter. Perjalanan ini sangat jauh. src
ARTIKEL TERKAIT: