Seperti yang kita ketahui, bahwa pada 10 Agustus 2015, pendaki asal Bandung, Dania Agustina Rahman yang mendaki bersama rombongan lain tewas tertimpa batu besar saat mendaki menuju Mahameru. Saat mendaki ke puncak para dewa itu, para pendaki sempat dikejutkan dengan dua kali longsoran. Guncangan kedua kalinya membuat batu di atas puncak berjatuhan dan menimpa korban hingga meninggal dunia di tempat. Sedangkan dua orang lainnya mengalami patah tulang.
Dan kini jasad Dania sudah berhasil di evakuasi. Sementara dua orang pendaki lain, yakni Daniel asal Bogor dan Randika sudah berhasil di temukan dengan selamat.
Tetapi para pendaki diharap untuk waspada karena suhu di Gunung Semeru sangat dingin dan sampai pada batas nol derajat. Jadi diharap membawa bekal peralatan yang lengkap termasuk jaket dan alat penghangat.
Dan akibat suhu dibawah nol derajat, membuat sejumlah tumbuhan di jalur pendakian Semeru menjadi kering. Pasalnya, saluran makanan tumbuhan yang berupa air menjadi beku dan tidak sampai ke daun untuk fotosintesis.
Bagi pendaki yang berada di Ranu Kumbolo akan merasakan sensasi padi pagi hari ada gumpalan es di tenda, rerumputan dan pinggir Ranu Kumbolo. Jadi suhu yang dingin akan menjadi tantangan pendaki ke Semeru hingga perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Tetapi TNBTS melarang pendaki untuk melakukan upacara di Jonggring Saloka. Dan untuk lokasi upacara hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2015 ada di tiga lokasi dilakukan oleh petugas TNBTS bagi pendaki yakni, Ranu Pani, Ranu Kumbolo dan Kali Mati.
Selain itu, guna menjaga ritme keselamatan, jumlah pendaki yang memasuki Semeru hanya di batasi 1000 orang pendaki. Karena jumlah melampaui itu akan mudah merusak ekosistem di Semeru.
Selamat mendaki Semeru dan patuhi aturan yang ada demi keselamatan kita...Salam Rimba Indonesia!
ARTIKEL TERKAIT:
