Eksotisme Lembah Kasih

Lembah Mandalawangi terletak sekitar 100 meter dari Puncak Pangrango yang berada di ketinggian 3.019 Mdpl. Lembah seluas sekitar 5 hektar ini merupakan satu dari dua padang bunga edelweis ( Anaphalis javanica ) di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ( TNGGP ), selain Alun - alun Suryakencana di dekat Puncak Gunung Gede.

Eksotisme Lembah Kasih

Keindahan Mandalawangi menjawab rindu para pendaki akan kesunyian dan ketenangan alam. Meski mereka berdekatan, tak ada perbincangan yang terucap. Mereka seolah tersihir pesona Mandalawangi yang begitu menenteramkan hati.

Aroma air hujan yang berbaur dengan hutan hujan tropis melekat di indera penciuman. Angin lembah yang membelai dedaunan membawa hawa dingin yang cukup menusuk.

Soe Hok Gie
Mandalawangi sudah sejak lama menjadi buah bibir para pendaki karena eksotismenya. Bahkan, lembah ini juga menjadi lokasi favorit mendiang Soe Hok Gie.

Pada puisi berjudul ”Sebuah Tanya” di buku Catatan Seorang Demonstran, Gie mengutarakan kekagumannya terhadap hamparan padang edelweis yang dia sebut Lembah Kasih Mendalawangi.

Anggota Mapala Universitas Indonesia yang juga aktivis ini meninggal tepat sehari sebelum usia 27 tahun saat mendaki Gunung Semeru pada 16 Desember 1969.

Merujuk pada buku Soe Hok Gie…Sekali Lagi yang disusun Rudy Badil, Luki Sutrisno Bekti, dan Nessy Luntungan, abu Soe Hok Gie ditaburkan di Lembah Mandalawangi, tempat yang dia kagumi semasa hidup, enam tahun berselang setelah kematiannya.

Lembah Kasih
Menyusuri bentang alam Gunung Gede Pangrango bak menjelajah salah satu laboratorium alam terlengkap di Pulau Jawa. Dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya, kawasan ini biasa dijadikan lokasi penelitian.

Eksotisme Lembah Kasih

Berdasarkan informasi dari situs resmi TNGGP, kawasan Gunung Gede Pangrango ditetapkan sebagai taman nasional pada 1980.

Dengan luas 22.851,03 hektar, TNGGP ditutupi hutan hujan tropis pegunungan dan menjadi rumah bagi 251 jenis burung dan lebih dari 100 spesies mamalia.

Sejumlah satwa yang hampir punah, seperti owa jawa, surili, lutung, dan elang jawa, pun berhabitat di kawasan ini.

Terdapat tiga jalur utama pendakian di TNGGP, yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Namun, jika ingin menggapai puncak Gunung Pangrango dan Lembah Mandalawangi, jalur Cibodas di Cianjur merupakan yang terdekat, dengan waktu tempuh 6 - 10 jam berjalan kaki.

Pihak taman nasional membatasi jumlah pendaki yang hendak berkunjung ke TNGGP dengan kuota 600 orang per hari. Kuota pendakian itu terbagi atas 300 orang di jalur Cibodas, 200 pendaki di Gunung Putri, dan 100 orang di Selabintana.

Jika ingin mendaki Gunung Gede ataupun Pangrango di akhir pekan, sebaiknya mendaftar secara daring sebulan sebelumnya.

Mengingat jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, hanya sekitar 100 kilometer, kawasan TNGGP menjadi tempat mendaki gunung favorit bagi warga Jabodetabek. Kuota pendakian sebanyak 600 orang hampir selalu terisi para pendaki di akhir pekan.

Aneka Panorama
Jauh sebelum Mandalawangi yang ada di dekat puncak Pangrangro, terdapat beragam panorama di areal TNGGP.

Eksotisme Lembah Kasih

Begitu memasuki kawasan taman nasional dari jalur Cibodas, misalnya, terdapat danau berukuran 5 hektar yang dinamakan telaga biru. Telaga yang tertutup ganggang biru ini tampak biru saat diterpa cahaya matahari.

Selang 45 menit berjalan, ada Air Terjun Cibeureum setinggi 50 meter yang juga menjadi salah satu tujuan wisata.

Berjarak sekitar 5 kilometer dari Cibodas, ada mata air panas yang mengalir dari tebing bebatuan di sisi jalur pendakian.

Di atas lokasi ini, terdapat tanah lapang untuk berkemah yang dinamakan Pos Kandang Badak di ketinggian 2.220 meter.

Medan pendakian hingga Kandang Badak cukup bersahabat bagi pemula. Pos ini juga sebagai penanda persimpangan yang memisahkan jalur pendakian ke Gede dan Pangrango.

Dari Kandang Badak menuju Pangrango, medan tanah liat yang terjal dan licin menanti. Ditambah banyaknya bekas pohon tumbang dan akar pohon yang malang - melintang di tengah jalur membuat para pendaki lebih berhati - hati.

Mendaki Gunung Pangrango pada pengujung tahun membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra karena hujan deras berikut angin kencang dapat datang sewaktu - waktu.

Tak pelak, Gunung Pangrango tidak hanya menghadirkan ketenangan jiwa lewat Mandalawangi, tetapi juga merefleksikan keberanian hidup kala mengarungi medan terjal hingga tiba di puncak. src

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×