Mayoritas pendaki naik lewat Desa Pancasila, yang penduduknya merupakan transmigran dari berbagai wilayah di Indonesia.
Nama 'Pancasila' rupanya punya sejarah tersendiri. Dulu waktu zaman Soeharto, ada pemerataan penduduk. Orang - orang dari seberang terutama Jawa transmigrasi ke pulau - pulau seperti Sumbawa ini.
Nama 'Pancasila' diberikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat ( NTB ) medio 1980 - an. Dinamakan 'Pancasila' karena penduduk desa tersebut terdiri dari berbagai suku bangsa.
Meski namanya merupakan 'peninggalan' rezim Orde Baru, nama 'Pancasila' sedikit banyak berpengaruh terhadap kerukunan antar penduduk.
Desa yang terletak di ketinggian sekitar 600 Mdpl ini tidak bisa dibilang ramai. Hanya ada beberapa rumah yang mengelilingi lapangan besar di tengah desa.
Sebuah masjid berukuran cukup besar berada di salah satu sisi lapangan. Sapi - sapi tampak asyik merumput di berbagai sudut lapangan.
Desa Pancasila memang merupakan area terdekat dengan Pintu Rimba. Meski begitu, akses menuju desa ini bisa dibilang gampang - gampang susah.
Transportasi laut dan udara harus dilanjutkan dengan perjalanan darat. Pendaki yang datang lewat Pelabuhan Pototano harus melanjutkan perjalanan selama 8 jam menggunakan mobil carteran.
Jika datang lewat Bandara Bima, harus melanjutkan perjalanan sekitar 4 - 5 jam menggunakan bus umum yang beroperasi sampai pukul 16.00 WITA.
Istimewanya, dari awal desa ini tumbuh, sekitar tahun 1970 - an, kerukunan antar suku bangsa benar - benar dijunjung. Desa yang isinya para transmigran bisa rukun. kompas.
ARTIKEL TERKAIT: