Langkah ini juga dilakukan untuk melindungi Himalaya dari kepunahan. “Target kami adalah membatasi jumlah para pendaki yang ingin menjelajahi Everest sebagai bentuk pencegahan atas aksi mereka yang dinilai merusak ekosistem gunung,” ujar kepala perlindungan wilayah Tibet Zhang Yongze, seperti dikutip melalui Associated Press.
Gunung tertinggi di dunia ini, dengan tinggi sekira 29,035 kaki, terletak di perbatasan China dan Nepal. Para penduduk di kedua wilayah tersebut mendapatkan mata pencaharian dari para pendaki gunung. Namun jumlah rute dan akumulasi reruntuhan gunung yang semakin meningkat mengakibatkan pejabat wilayah menutup akses ke gunung untuk sementara.
Tahun lalu, sekira 40.000 orang telah mendaki gunung Everest dengan akses melalui China Tibet, dan sekira 2000 orang atau 10 persennya mendaki Everest melalui Nepal. Para aktivis lingkungan memprediksi para pengunjung tersebut dapat meninggalkan sekira 120 ton sampah, atau sekira 6 pon sampah setiap pengunjungnya.
Selain membatasi jumlah pengunjung pada tahun 2009, pemerintah Nepal juga memperkuat regulasi bagi para pendaki. Sekarang, para pendaki dan pemandu diharuskan membawa kembali setiap sampah yang mereka hasilkan di gunung tersebut. Jika tidak maka mereka akan dikenakan denda sekitar USD 4000.
ARTIKEL TERKAIT: