Bangsa Inggris ( Selandia Baru merupakan persemakmuran Inggris ) merayakan keberhasilan Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, menganggapnya sebagai pertanda baik kepemimpinan Ratu baru mereka. Namun, usaha ini dilakukan dengan susah payah. Malam sebelum mencapai puncak, keduanya mendirikan camp di ketinggian 8.500 meter.
Ketinggian dan suhu dingin ekstrem membuat keduanya gagal memejamkan mata malam itu. Dengan kondisi lelah, duet pendaki ini tetap berhasil mencapai Puncak Selatan Everest pada pukul 09.00 pagi. Beberapa jam kemudian, tepatnya pada 11.30 menuju tengah hari, keduanya menginjak puncak Everest. Menjadikan mereka manusia pertama penginjak lokasi yang disebut Atap Dunia.
Kabar ini kemudian disampaikan lewat pos radio di Namche Bazar untuk diteruskan ke London. Ratu Elizabeth mengetahui kabar ini malam sebelum penobatannya.
Di akhir tahun, Hillary menerima gelar Ksatria dari Elizabeth yang sudah resmi menjadi Ratu. Sedangkan Norgay, karena bukan warga Inggris, menerima medali British Empire.
Keberhasilan keduanya memicu pendaki lainnya untuk melakukan hal sama. Pada tahun 1960, ekspedisi dari China berhasil menggapai gunung ini dari sisi Tibet. Dilanjutkan dengan James Whittaker di tahun 1963 sebagai warga Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di puncak Everest.
Keberhasilan berikutnya diukir Tabei Junko dari Jepang di tahun 1975. Junko bahkan mencetak rekor tersendiri karena menjadi perempuan pertama di Atap Dunia.
Berselang tiga tahun, dua pendaki nekat Reinhold Messner ( Italia ) Peter Habeler ( Austria ) bahkan melakukan sesuatu yang nyaris mustahil: mendaki Everest tanpa menggunakan oksigen.
Tahun 2011, Indonesia masuk dalam jajaran elit pendaki Everest. Tak tanggung - tanggung, 4 nama disumbang dalam daftar tersebut: Sofyan Arief Fesa, Xaverius Frans, Broery Andrew Sihombing, dan Jonatan Ginting dari organisasi Pecinta Alam Mahitala Universitas Parahyangan.
Mereka mencapai puncak Everest tepat pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2011. Ekspedisi mereka ke Everest merupakan bagian dari pendakian tujuh puncak dunia ( Seven Summiters ).
Namun, Everest tidak begitu saja membuka jalannya pada semua orang. Dalam berbagai percobaan, gunung ini sudah memakan 200 korban jiwa. Salah satu tragedi besar terjadi di tahun 1996 ketika delapan pendaki dari berbagai negara tewas setelah terjebak badai salju.
ARTIKEL TERKAIT: