Gunung Everest Penuh Sesak Pendaki!

Gunung Everest mungkin gunung tertinggi di Bumi. Akan tetapi misi menggapai puncak Everest kini menjadi tujuan utama dengan semakin meningkatnya 'pendaki hobi' yang datang ke puncak menakutkan tersebut. Para kritikus mengatakan terlalu banyak orang yang mencoba mendaki Everest pada saat yang sama, bisa mencapai 200 pendaki, menyisakan banyak sampah dan juga tidak sedikit korban yang tak terelakkan.

www.belantaraindonesia.org

Dengan membayar sekitar US$ 50,000 para peminat bisa membeli izin dan peralatan untuk melintasi gunung setinggi 29.029 kaki ini.

Sejak pendakian bersejarah Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, sekitar 10.000 orang telah mencoba mendaki Everest, setidaknya 2.500 pendaki berhasil.

Hanya beberapa dekade yang lalu, mendaki Everest merupakan prestasi yang dicapai hanya segelintir pendaki gunung tangguh dan berpengalaman.

Namun, kini hampir semua orang bisa mencoba tantangan ini, karena ini telah menjadi industri pariwisata yang berkembang pesat, yang telah meningkatkan perekonomian Nepal, khususnya selama musim pendakian dari akhir Maret sampai minggu pertama bulan Juni.

Siapa pun dengan uang secukupnya bisa mendaftar dengan salah satu dari banyak operator tur yang mengatur perjalanan trekking ke Everest.

Pejabat pegunungan Nepal mengatakan sekitar 200 orang akan mencoba mendaki akhir pekan ini saat cuaca aman untuk pendakian.

Seperti ditulis National Geographic, karena peningkatan jumlah pendaki ini dalam beberapa tahun terakhir, beberapa titik terjadi kepadatan, terutama di sekitar kawasan Hillary Step,di sisi Nepal dari puncak itu, lintasan “leher botol” tempat naik turunnya para pendaki. src

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×