Bumi sebagai tempat hidup semua makhluk saat ini, kini dan yang akan datang sudah semakin beragam masalah dan ancaman yang terjadi. Secara kasat mata memang segala ancaman tidak bisa terelakkan, tidak bisa dihindari namun paling tidak ada upaya penyadaran / kesadaran dan langkah untuk melihat hal ini.
Sebetulnya, tidak hanya satwa dan keaneragaman hayati yang terancam, namun sejatinya manusia juga dalam ancaman dengan keadaan Bumi yang semakin dipenuhi dengan dinamika dan perilaku kehidupan, hidup makhluk yang mendiami.
Keterancaman makhluk hidup secara mendasar telah terjadi, proses alam dan perbuatan akan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat menjadi satu dari sekian persoalan ancaman atau keterancaman sekaligus tantangan seluruh makhluk di Bumi.
Bukti nyata ditandai dengan semakin seringnya fenomena alam mendera berupa bencana, satwa yang mendiami semakin sulit bertahan oleh semakin berkurangnya habitat sebagai tempat hidup berupa hutan dan pakan, ditandai dengan laju keurakan hutan yang melampaui batas, pola prilaku kehidupan manusia yang beragam tentu saja menjadi salah satu faktor sebab dan akibat tentang ancaman makhluk yang mendiami Bumi ini.
Hal yang sama juga terjadi pada kehidupan manusia dengan semakin tingginya kebutuhan akan luasan pembangunan dan industri dengan kata lain peningkatan suhu Bumi atau yang disebut pemanasan global dengan ditandai semakin bertambahnya kebutuhan berupa industri, pangan, konsumsi manusia semakin meningkat menjadi salah satu penyumbang ancaman terjadi.
Tidak hanya itu, beberapa dari perluasan areal lahan untuk petanian dan perkebunan menggunakan racun pengusir hama. Penggunaan insektisida dan pestisida sebagai pengusir hama tentu saja bila digunakan secara berlebihan akan berpengaruh, meracuni dan membunuh makhluk hidup dan keanekaragaman hayati disekitarnya. Memang ada beberapa yang menggunakan cara alami, tetapi masih terbatas bila dibandingkan dengan penggunaan menggunakan racun hama.
Merunut dari data Serikat Internasional untuk Konservasi Alam ( IUCN’s ) menyebutkan, daftar merah dari spesies yang terancam punah. Setidaknya, 17.291 dari 47.677 spesies terancam punah. Ditemukan 21 persen dari semua mamalia dikenal, 30 persen dari semua amfibi dikenal,12 persen dari semua burung dikenal dan 35 persen dari invertebrata saat ini diambang ancaman kepunahan.
Pulau - pulau di Nusantara menyimpan banyak aset berharga dengan beragam satwa dan keanekaragaman hayati. Pulau Kalimantan misalnya dengan keberadaan Orangutan, Enggang, Bekantan, Kelasi, Trenggiling, Kelempiau dan beberapa jenis lainnya seperti burung serta tumbuh - tumbuhan langka.
Di Sumatra terdapat Orangutan dan Harimau dan di Papua berupa burung Cendrawasih, beberapa tempat lainnya juga memiliki keunikan dan keragaman hayati yang tidak ternilai harganya sudah semakin genting dengan semakin genting dan seringnya ancaman terjadi akibat perilaku dan tindakan dari perbuatan tangan manusia dan mesin.
Sebuah harapan akan keberlanjutan nasib hidup satwa, keaneragaman hayati dan manusia sejatinya harapan bersama agar terjaga dan lestari. Perhatian dari semua pihak sangat diperlukan saat ini, satwa dan keanekaragaman hayati menggantung dan tergantung pada pola perilaku, tindakan dan kebijaksanaan dari manusia. Tidak untuk saling menyalahkan, namun perlu ada tindakan nyata dari semua. Semoga…. src
ARTIKEL TERKAIT: