Kata 'Penglipuran' berasal dari 'Pengeling Pura' yang artinya 'tempat suci untuk mengenang para leluhur'. Desa mungil yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali ini menjadi destinasi favorit traveler karena kebersihan, keindahan, dan kehidupan tradisional yang masih terjaga baik.
Rumah - rumah setipe berderet di jalanan menanjak. Suasana hijau sangat terasa, mobil dan motor tak boleh masuk ke dalam desa. Semua kendaraan memang diparkir dekat gapura, sehingga Penglipuran bebas dari asap knalpot.
Berada di ketinggian 700 Mdpl, Penglipuran termasuk desa yang sejuk. Bangli sendiri merupakan satu - satunya kabupaten di Bali yang tidak berbatasan langsung dengan laut. Jalanannya terbuat dari batu alam, bunga warna - warni tumbuh di banyak tempat. Ada bugenvil, kembang sepatu, mawar, hingga kamboja. Sangat memanjakan mata!
Ada sekitar 200 rumah tradisional di Penglipuran, turis bisa langsung masuk ke dalamnya. Tiap rumah punya pintu masuk yang serupa, namanya 'angko - angko' yang terbuat dari tanah liat. Di pinggir angko - angko terdapat papan berisi informasi nama pemilik rumah dan anggota keluarga.
Di bagian atas desa terdapat pura yang jadi tempat sembahyang utama warga Penglipuran. Selain menikmati pemandangan dan keramahan warga Penglipuran, traveler juga bisa mencicipi minuman khas bernama 'yolo cemcem'. Rasanya asam segar dengan potongan kelapa muda di dalamnya.
ARTIKEL TERKAIT: