Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar - akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.
Bunga - bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu - kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya.
Jika tumbuhan ini cabang - cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus.
Bagian - bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan - alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang - kenangan oleh para pendaki.
Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan - potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi.
Sayangnya keserakahan serta harapan - harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan - jalan setapak.
Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede - Pangrango.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang - cabangnya.
Oleh karena itu potongan - potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
Perhatikan daunnya yang panjang, tipis dan berbulu lebat serta bagian tengah bunganya yang berwarna oranye dan kepala bunga yang menyerupai bunga Aster.
Bunga Edelweis bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun, untuk itulah disebut bunga abadi. Jenis ini tumbuhan perintis yang kuat dan mulai mendiami lereng yang tandus akibat kebakaran.
Edelweis cocok tumbuh pada kondisi panas terik di daerah terbuka di kawah dan puncak, tidak bisa bersaing untuk tumbuh di hutan yang gelap dan lembab.
ARTIKEL TERKAIT: